Page 27 - MAJALAH 153
P. 27

dikelola oleh satu pihak saja.
                 Selain itu, dinilai ada potensi
              pemborosan investasi infrastruktur
              yang sudah dibangun dan menyebabkan
              terjadinya  pemutusan  hubungan
              kerja karyawan stasiun televisi yang
              selama ini mengelola infrastruktur
              transmisi. Lebih jauh, single mux operator
              dikhawatirkan  akan  menciptakan
              praktik monopoli dan bertentangan
              dengan demokratisasi penyiaran.
                 Namun, hal ini ditepis Ketua Badan
              Legislasi  Supratman  Andi  Agtas,  ia   Para  petugas Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)  sedang  memantau   Sumber : http://nasional.kompas.com
              berpandangan bahwa konsep single   acara televisi dari sebelas stasiun TV di ruang pemantauan
              mux dalam draft RUU Penyiaran tidak   mendapatkan penerimaan bukan hanya   jika ada 6 frekuensi maka 3 frekuensi
              akan menciptakan praktik  monopoli.   sektor pajak semata,” jelasnya.  akan dikuasai oleh negara (lembaga
              Sebab, dalam konsep single mux,     Sementara dalam sistem  multiple   penyiaran)  sementara 3 lainnya akan di
              frekuensi sepenuhnya akan dikelola   mux, frekuensi dikelola perusahaan   lelang ke pihak swasta.
              negara.                          pemilik  stasiun TV yang ada saat   “Mereka yang sekarang ini punya
                 “Single mux justru bukan monopoli,   ini. Seperti yang sekarang berlaku,   empat mux, yang dua serahkan saja
              sebaliknya justru memberi keadilan bagi   negara memberikan frekuensi kepada   kepada negara. Mereka yang punya
              masyarakat karena tiap penyelenggara   stasiun televisi dan hanya menerima   dua,  sebagaian serahkan  pada  negara.
              (Lembaga  Penyiaran  Swasta/LPS)  pendapatan berupa pajak. “Jika ada   Nantinya, LPP akan mengatur terhadap
              hanya akan diberikan satu kanal, dan   TV baru, maka akan menyewa kepada   para pelaku lembaga swasta baru yang
              setiap kanal berisi 12  channel,” terang   perusahaan yang sudah mendapatkan   akan mengajukan permohonan untuk
              Supratman  di  sela-sela  Panja  RUU   frekuensi,” jelasnya.      mendapatkan hak siar. Sementara
              Penyiaran.                          Sisi lain, Wakil Ketua Baleg Firman   LPS  akan mengelola kanal yang sudah
                 Lebih lanjut ia menjelaskan,   Soebagyo mengatakan penyerahan   dimiliki sekarang. Win-win solutionnya
              frekuensi adalah sumber daya alam   frekuensi sepenuhnya kepada LPP   seperti itu, jadi ada rasa keadilan
              terbatas sehingga pemanfaatannya   RTRI  justru  akan  memberikan  dalam memberikan kepastian hukum,
              sebesar-besarnya untuk kemakmuran   ketidakpastian  bagi  para  pelaku  juga mengedepankan kepentingan
              rakyat  sebagaimana  yang  tertuang   usaha penyiaran. Karena itu, dirinya   nasional kepentingan negara karena
              dalam Pasal 33 UUD 1945 (ayat 2 & ayat   menghendaki ada jalan tengah yang   namanya  keterbatasan  frekuensi  kita
              3) yang berbunyi; (2) Cabang-cabang   bisa disepakati untuk memberikan rasa   dan kemudian  juga harus menjamin
              produksi yang penting bagi Negara   keadilan bagi pemerintah dan pihak   kelangsungan usaha dan tidak boleh
              dan yang menguasai hajat hidup orang   swasta.                    menimbulkan ada sebuah bentuk
              banyak dikuasai oleh Negara; (3) Bumi,   “Kita  juga       harus  monopoli baru,” tambahnya.
              air dan kekayaan alam yang terkandung   mempertimbangkan bahwa sudah ada   Ia mengklaim model itu bisa
              didalamnya dikuasai oleh Negara dan   lembaga  swasta  yang  sudah  eksisting.   mengakomodir antara kepentingan
              dipergunakan untuk sebesar-besarnya   Yang sejak awal sudah melakukan   pengusaha  untuk  berbisnis  dan
              kemakmuran rakyat.               proses sebagaimana yang diatur dalam   pemerintah untuk memperbaiki kualitas
                 Ia menuturkan dengan adanya   perundang-undangan  dan  aturan  konten. Model multipleksing tunggal
              pengaturan frekuensi, maka bukan   lainnya. Nah, ini yang tidak boleh   (single mux) atau satu operator seperti
              hanya mencegah praktik monopoli,   diabaikan begitu saja,” kritisi Firman.  yang disodorkan pemerintah dianggap
              namun disisi lain diharapkan mampu   Adapun  opsi  ketiga  yaitu,  justru  akan  mematikan  stasiun-
              meningkatkan  pendapatan  negara  hybrid multiplexter yang membagi   stasiun televisi yang sudah memiliki
              bukan  pajak.  “Kita  berharap  dengan   penyelenggara  penyiaran  antara  infrastruktur maupun kanal digital.
              sumber daya terbatas,  negara bisa   pemerintah dan pihak swasta. Artinya,   Firman menambahkan, saat ini



                                                                                Edisi : 153 TH. XLVII 2017 n PARLEMENTARIA  |  27
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32