Page 35 - MAJALAH 123
P. 35

Perkembangan Konsumsi BBM                                 melakukan pengembangan pem-
             Juta                                                               bangkit listrik dengan bahan baku
              KL                                                                terbarukan. Diharapkan, Peme-
                      PREMIUM  MINYAK TANAH  SOLAR
             50,0                           44,8     46,1    46,0     46,0      rintah melakukan investasi lang-
                                   41,8                                         sung untuk peningkatan kapasitas,
                  37,9     38,2             15,5     16,0    15,7     15,7      pemeliharaan, dan peremajaan in-
             40,0                   14,5                                        frastruktur transmisi dan distribu-
                   12,0    13,0                                                 si listrik. Target rasio elektrifikasi
             30,0                            1,7     1,1      0,9     0,9       sebesar 95 persen pada tahun 2025
                   4,7      2,3     1,7                                         (Cetak Biru Pengelolaan Energi Na-
             20,0                                                               sional), namun, pertumbuhan ener-
                                                                                gi listrik hanya berkisar pada angka
                   21,2    22,9             28,1     29,3    29,4     29,5      3 persen pertahun.
             10,0                   25,5
                                                                                Pada RAPBN-P 2015, Pemerintah
              0,0                                                               terus berupaya menyelesaikan pro-
                   2009    2010     2011     2012    2013     2014    2015
                                                              APBN-P  APBN      gram pembangunan 35.000 Mega-
                      Sumber : Departemen Keuangan, 2015                        watt pembangkit listrik tenaga uap
            Program Nawacita.                 Dalam menciptakan kemandirian,    batubara, mengingat pemanfaatan
                                              Pemerintah sebaiknya mulai men-   batubara sebagai bahan bakar pem-
            Enam upaya yang dioperasionalisa-  ciptakan regulasi yang efektif dalam   bangkit listrik baru tersebut sejalan
            sikan oleh Kementerian ESDM un-   pengelolaan sumber daya alam khu-  dengan ketersediaan cadangan ba-
            tuk mencapai kemandirian energi,   susnya sumber energi berupa gas,   tubara nasional. Cadangan batuba-
            tertuang dalam Program Nawacita   minyak bumi dan mineral. Regulasi   ra nasional masih cukup banyak
            meliputi; Pertama, meningkatkan   ini harus bisa mengatasi ancaman  untuk digunakan dalam memenuhi
            eksplorasi dan produksi migas.    krisis energi.                    kebutuhan domestik khususnya un-
            Kedua, meningkatkan kapasitas in-                                   tuk pembangkit tenaga listrik.
            frastruktur migas, dan berikutnya   Regulasi efektif yang dapat di-
            mengembangkan migas unconven-     lakukan, pertama melalui renego-  Yang terakhir, Pemerintah dapat
            tional. Keempat, mendorong harga   sisasi kontrak. Pemerintah dalam  mengoptimalkan pendapatan dari
            minyak bumi ke arah harga ke-eko-  melakukan kerjasama sektor en-   pertambangan mineral dan batuba-
            nomian; kemudian konservasi mi-   ergi sebaiknya menekankan prinsip   ra, melalui kenaikan tarif  dan iuran
            gas, dan yang terakhir pengelolaan   private public partnership. Dalam   produksi/royalty, serta renegosiasi
            minyak bumi berdasarkan prinsip-  menjalin kerjasama dengan inves-  kontrak karya (KK) dan perjanjian
            prinsip berkelanjutan.            tor asing, harus tetap menjaga ke-  karya pengusahaan pertambangan.
                                              daulatan energi, dan diperlukan
            Regulasi dari Pemerintahan Presi-  kajian mendalam, bukan hanya dari   Pemerintah sangat menyadari
            den Jokowi yang perlu mendapat  sisi ekonomis namun juga filosofis   peran minyak dan gas yang sangat
            perhatian adalah keberanian untuk   kedaulatan negara.              besar sebagai tulang punggung un-
            melakukan penyesuaian harga BBM                                     tuk mendorong industrialisasi dan
            di awal pemerintahannya. Kebi-    Kedua, memperluas dan mem-        pertumbuhan ekonomi.  Energi ti-
            jakan ini berupa penurunan subsidi   perkuat konversi penggunaan BBM   dak saja dilihat sebagai mesin per-
            BBM yang berimbas pada kenaikan   kepada gas dan energi terbarukan.  tumbuhan tapi juga sebagai salah
            BBM jenis solar dan premium. Tu-  Dengan semakin naiknya konsumsi   satu tulang punggung. Jika tidak
            juan dari kebijakan tersebut adalah   BBM, menurunnya produksi, dan   ada energi, industrialisasi dan per-
            untuk mengalihkan aliran dana     menipisnya cadangan minyak fosil  tumbuhan ekonomi tidak akan ber-
            subsidi energi, khususnya BBM ke  di Indonesia, sudah saatnya untuk   jalan. Diharapkan, berbagai upaya
            bidang lain seperti kesehatan dan   melirik  berbagai  sumber energi,   Pemerintah, dapat mewujudkan
            juga pembangunan infrastruktur.   terutama energi terbarukan. Mi-   kemandirian energi nasional.
            Melalui kebijakan ini diharapkan   salnya, dengan program pengemba-
            juga mampu mendorong perilaku     ngan Bahan Bakar Gas (gas), biofuel   Ditulis oleh: Handriyanto Setiadi, SE, ME
            masyarakat untuk lebih berhemat   dan eksploitasi panas bumi.       (Analis APBN bidang Makro Ekonomi, Ba-
            terhadap penggunaan energi.                                         gian Analisa APBN, Sekretariat Jenderal
                                              Berikutnya, Pemerintah harus      DPR RI) | Disunting oleh: sf (Parlementaria)



                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 123 TH. XLV, 2015  35
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40