Page 29 - MAJALAH 139
P. 29

paling lama 15 tahun dan denda paling
                                              banyak Rp 1,5 miliar. Kedua;  Kitab
                                              Undang-Undang Hukum Pidana pasal
                                              386 ayat 1 yaitu hukuman penjara
                                              selama lamanya 4 tahun. Ketiga; UU
                                              No 8/1999 tentang Perlindungan
                 Komisi IX DPR RI             Konsumen, Pasal 62 (1) pidana penjara
                 mengapresiasi                paling lama 5 tahun atau denda paling
                                              banyak Rp 2 miliar. Keempat, UU No.
                 kinerja Bareskrim            15/ 2001 tentang Merek, yaitu Pasal
                 Polri dalam                  90 dengan pidana penjara paling lama
                 penanganan kasus             lima tahun dan/atau denda paling
                                              banyak Rp 1 miliar.
                 hukum vaksin palsu              dr. Ratu Meulya Rezeki dokter anak                               foto : jayadi/iw
                                              yang berpraktek di Poliklinik Yankes
                                              DPR RI menilai kasus vaksin palsu ini
                                              cukup mengejutkan apalagi sudah           dr. Ratu Meulya Rezeki
                                              beredar sejak tahun 2003.
                                                 “Berdasarkan data dari BPOM,   bagaimana cara membedakan
                                              ada tiga vaksin yang dipalsukan yakni   vaksin palsu dengan yang asli, Ratu
                                              vaksin Hepatitis B, DPT dan Nacl. Kalau   menjelaskan, asli atau palsu hanya
            keselamatan masyarakat.           ketiganya masuk kedalam tubuh anak,   bisa diketahui melalui pemeriksaan
               Selanjutnya Komisi IX DPR RI juga   tidak ada yang berbahaya kecuali dalam   dilaboratorium, “Tidak bisa kasat
            mendesak Kemenkes untuk merevisi   pembuatannya tidak steril biasanya akan   mata. Dan kita para dokter dapat dari
            Peraturan Menteri Kesehatan       memunculkan infeksi,” kata dr. Ratu.  instalasi farmasi di RS. Mereka yang
            Nomor 30 Tahun 2014 Tentang          Infeksinya, jelas dr. Ratu yang   mengawasi dan membeli. Kita dokter
            Standar Pelayanan Kefarmasian di   juga praktek di RS Prikasih Pasar   tinggal terima obatnya. Yah jadi kita
            Puskesmas, Permenkes Nomor 35     Rebo ini, tidak berlangsung lama,   percaya saja,” tandasnya.
            tahun 2014 tentang standar Pelayanan   biasanya hanya satu minggu. “Dampak   Ratu menambahkan, atas kasus ini,
            Kefarmasian di Apotek, Permenkes   bahayanya adalah tidak adanya    yang paling bertanggung jawab mulai
            Nomor 58 Tahun 2014 tentang       kekebalan padahal tujuan imunisasi   dari produsen  vaksin  palsu sampai
            standar Pelayanan Kefarmasian di   itu untuk kekebalan tubuh, jadi dia   distributor. “Peredaran ini memang
            rumah sakit, dan Permenkes Nomor 2   akan rentan penyakit. Melakukan   harus ada pengawasannya. Apalagi
            tahun 2016 tentang penyelenggaraan   vaksin ulang adalah cara yang paling   kasus ini sudah berlangsung 13 tahun
            mutu obat pada instalasi farmasi   benar,”terang dr. Ratu.          berarti memang pengawasannya tidak   (nt/rnm)
            Pemerintah dalam jangka waktu 15     Ketika ditanya Parlementaria,   baik,” imbuhnya. n
            hari kerja dengan melibatkan Badan
            POM RI dan berkonsultasi dengan
            Komisi IX.
               Komisi IX DPR RI mengapresiasi
            kinerja Bareskrim Polri dalam
            penanganan kasus hukum vaksin palsu
            dan meminta Bareskrim Polri
            untuk meningkatkan kinerja dalam
            pengungkapan jaringan pemalsuan
            vaksin  palsu dan melakukan pene-
            gakan hukum sesuai dengan peraturan
            perundangan yang berlaku.
               Ter kai t hal i tu, menurut
            Ansory, Indonesia tidak kekurangan
            undang-undang yang terkait dengan
            pemalsuan vaksin dan obat, yaitu
            Pertama;  pasal 197 Pasal 197 UU   foto : jayadi/iw
            36/2009, dalam Pasal 106 ayat (1)
            dipidana dengan pidana penjara    Posko pengaduan di Rumah Sakit Harapan Bunda



                                                                         PARLEMENTARIA l  EDISI 139 TH. XLVI - 2016  l  29
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34