Page 25 - MAJALAH 139
P. 25
belum terbiasa dengan perubahan budaya dalam transaksi mencapai kapasitas maksimal. Rekayasa yang komprehensif
jalan tol. Bukti konkret dapat dilihat pada antrian gerbang diperlukan guna mengatasi beban kendaraan yang terus
tol yang ada di penjuru Jakarta. Kendaraan rela antri meningkat dari waktu ke waktu. Sehingga, mudik lebaran,
bahkan lebih dari 20 mobil pada gate manual, sementara natal, dan tahun baru, yang merupakan tradisi dan kearifan
gate elektronik dibiarkan menganggur hanya 5-7 mobil lokal dari masyarakat Indonesia, dapat berlangsung lancar.
pada peak hours. Penumpukan kendaraan di Brebes Timur mengindikasikan
Padahal dari sisi waktu tempuh, penggunaan transaksi bahwa pemudik lebih banyak menggunakan jalur utara
elektronik jelas lebih cepat dengan waktu proses hanya daripada menggunakan jalur selatan. Hal ini karena kondisi
2-3 detik (tanpa masalah) diban dingkan dengan manual jalanan dan fasilitas di jalur pantura lebih baik daripada di
pembayaran yang mencapai 9 detik. Perubahan paradigma jalur selatan. Kondisi jalan di pantura secara umum relatif
ini perlu didorong oleh operator dengan secara gradual baik walaupun penuh tambalan dan bergelombang.
menghapus sistem pembayaran manual dan fokus Jalur utara juga memiliki fasilitas yang lebih baik seperti
pada pelayanan dan peningkatan kompetensi SDM. jalanan yang lebar dan telah diberi pembatas, lampu
penerangan jalan yang memadai, serta fasilitas peristirahatan
Penyebab Tambahan Kemacetan yang cukup banyak seperti restoran dan lain-lain. Hanya
Kemacetan pada “Brexit” saja jalur utara memiliki jalur yang sedikit membosankan
memiliki keterhubungan karena jalanan cenderung lurus jarang adanya tikungan.
penyebab. Terkait pada sisi Operator hendaknya juga berbekal kesiapan
perencanaan, koordinasi koordinasi saat menghadapi kondisi ultimate pada
antara para pihak, dalam hal infrastruktur yang direncanakan. Penggunaan teknologi
ini pengembang, operator, dan yang telah berkembang pesat saat ini diharapkan juga
dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh operator
untuk membantu para pengguna jalan mendapatkan
kondisi aktual.
Solusi dalam Perencanaan Ter integrasi
Perdana Miraj Sejumlah solusi bermunculan sebagai wacana
penyelesaian konflik. Solusi awal yang dilakukan oleh
pihak operator dan kepolisian semasa lebaran yang
lalu adalah pemberlakuan contraflow, three in one, 3 lajur
keluar dan 1 lajur masuk tol, jemput bola oleh petugas
dengan mendatangi mobil yang berhenti untuk melakukan
Herawati Zetha Rahman transaksi pembayaran masuk tol, dan pengalihan arus untuk
meminimalisir kemacetan yang lebih panjang.
Dalam jangka pendek solusi yang dapat dilakukan
regulator belum berjalan tidak lepas dari komunikasi dan koordinasi para pihak.
maksimal. Seperti halnya Diantaranya adalah pembuatan multiple exit di titik
dalam perencanaan Jade Sjafrecia Petroceany foto-foto : dokpri/iw kemacetan pintu tol Brebes Timur, sehingga memungkinkan
pintu tol, panjang adanya opsi bagi para pengguna untuk keluar dan tidak
antrian yang direncanakan, letak terkonsentrasi pada tempat yang sama.
pintu keluar dari jalan nasional dan simpang Solusi lain dalam jangka waktu menengah adalah
terdekat. Data-data terkait perencanan seharusnya telah pembangunan flyover. Hal ini bertujuan untuk
dimiliki dan dielaborasikan oleh semua pihak dengan menghindari simpangan sebidang dengan perlintasan KA
berbagai pertimbangan di masa yang akan datang. Pejagan. Selain itu, diperlukan adanya upaya pembebasan
Dalam sisi pemilihan lokasi sendiri, harus dilakukan lahan untuk menampung kapasitas arus keluar dari tol
studi secara komperhensif menyangkut area yang akan sehingga tidak terjadi deadlock dan bottleneck pada jalan
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perletakan lokasi nasional.
pintu tol tersebut. Pada kenyataannya, lokasi pintu keluar Lebih jauh, dalam jangka panjang diperlukan
Brebes Timur yang dipilih, menyebabkan adanya bottleneck adanya penarikan minat masyarakat Indonesia dengan
jalan nasional, terminal, lokasi SPBU dan perlintasan tradisi mudik pada angkutan umum seperti bus atau
sebidang dengan jalur KA. Para pemangku kebijakan kereta api. Sejalan dengan hal itu, kebijakan yang
selayaknya sudah menjalin komunikasi di awal perencanaan mendukung inisiatif mudik berbasis transportasi publik
sehingga konflik tidak terjadi saat operasional. perlu didukung adanya peningkatan dari fasilitas dan
Selain itu, terdapat pula hal yang perlu dipertimbangkan pelayanan angkutan umum. Diharapkan dengan cara
di awal perencanaan, yakni VCR (Volume to Capacity Ratio), tersebut dapat mengatasi kemacetan saat hari raya tiba.
perbandingan volume kendaraan dengan kapasitas jalan yang Mimpi jangka panjangnya adalah romantisme mudik
tersedia. Nyatanya, sebagian besar jalan di Indonesia telah dengan transportasi berbasis rel ala HST (high speed (mh)
PARLEMENTARIA l EDISI 139 TH. XLVI - 2016 l 25

