Page 23 - MAJALAH 139
P. 23

Rizki Amalia Laksmiputri
                                                                                  Brexit yang Panas
                                                                                       Menyengat

                                                                                  Saya dan keluarga pulang kampung
                                                                               ke Surabaya menyusuri pantai utara
                                                                              Jawa. Saat berada di tol Brebes Timur
                                                                             (Brexit), kami sudah disambut kemacetan
                                                                           parah. Bahkan, saya sempat tertidur di mobil,
                                                                        karena macet berjam-jam. Suara klakson mobil
                      Vania Kamila Andarini            bersahutan, hingga membangunkan saya. Saat itu masih pagi di Brexit.
                 39 Jam Menuju Kudus                      Hingga beranjak siang, mobil pemudik hanya bergerak beberapa
                                                       meter saja. Panas mulai menyengat. Hari semakin siang dan kami semua
                 Inilah perjalanan mudik saya paling   semakin kelelahan. Untungnya, saya, ibu, dan adik perempuan saya
              berat dalam 10 tahun terakhir. Saya pulang   sedang tidak berpuasa. Jadi, bisa minum dan makan. Hanya ayah dan
              kampung  bersama  keluarga  ke  Kota     adik laki-laki saya yang berpuasa. Tapi, akhirnya adik saya pun batal,
              Kudus, Jawa Tengah. Rekor mudik terlama   karena tak kuat menahan panas.
              sepanjang hidup saya. Dari Jakarta hingga   Panas menyengat dan polusi udara di Brexit membuat saya dan
              ke tol Kanci, Cirebon, butuh waktu 10 jam.   keluarga stres. Ditambah lagi tidak ada toilet dan SPBU. Melihat
              Itu sudah  mengakses tol Cikampek, Cipali,   kemacetan berjam-jam, warga setempat pun menjajakan makanan dan
              Palimanan, hingga berakhir di Kanci. Belum   minuman untuk para pemudik yang ingin berbuka puasa. Penjual bensin
              lagi perjalanan di Brebes menyita waktu 13   pun bermunculan. Bahkan, toilet darurat didirikan.
              jam, Tegal 11 jam, dan Pemalang-Kudus       Berhasil keluar dari Brexit, saya berharap tak menemukan kemacetan
              4 jam.                                   lagi. Ternyata, kembali terjebak macet parah. Ingin mengisi bensin pun tak
                 Berangkat mudik, Senin (4/7) pagi pukul   bisa, karena antrian di SPBU sudah mengular panjang. SPBU berikutnya
              07.00 WIB. Perjalanan masih lancar. Tiba   juga begitu. Padahal, saat yang sama kami sekeluarga juga ingin ke
              di km 114 tol Palimanan, perjalanan mulai   toilet. Antrian di SPBU sampai 1 km. Kami pun memutuskan jalan kaki
              tersendat. Sudah terlihat dari kejauhan   untuk sampai ke toilet.
              kendaran para pemudik terjebak kemacetan
              panjang. Jarak  15  km harus  ditempuh
              5  jam.  Kejenuhan  mulai  menghantui  di
              tengah kemacetan. Persedian bensin mulai
              menipis. Rasa ingin buang air kecil pun tak
              tertahankan. Tak ada toilet tersedia. Kanan
              kiri hanya pepohonan dan kendaraan para                        Tetty Vera
              pemudik.                                                    Lambok Bako
                 Hari mulai gelap, namun perjalanan                 Berharap Cepat,
              masih juga tersendat. Kendaraan hanya                Ternyata Macet
              bergerak 2-5 meter saja. Tengah malam,
              pukul 23:25 WIB, petugas di tol Pejagan
              menyuruh kendaraan pemudik untuk melalui      Saya dan keluarga memutuskan mencoba
              jalan  contra flow. Alhamdulillah,  lancar   lewat tol Brexit (tol di Brebes Timut) dengan harapan
              hingga bisa mampir sejenak di SPBU.      bisa segera cepat sampai tujuan. Ternyata, saya terjebak
              Tapi, BBM sudah habis. Akhirnya, saya pun   macet. Dari Pejagan berangkat pukul 08:00 pagi dan baru bisa keluar dari
              memutuskan melanjutkan perjalanan.      Brexit pukul 22:00. Tak ada contra flo seperti dinformasikan pemerintah. Loket
                 Pukul 03.40 dini hari, tiba di pintu keluar   pembayaran di gerbang tol macet parah. Mobil-mobil harus mengantri panjang.
              tol Brebes Timur (Brexit). Keluar dari Brexit,   Banyak pemudik mematikan mesin mobilnya, karena terdiam macet dalam waktu
              saya disambut lagi dengan kemacetan    lama. AC mobil pun dimatikan untuk menghemat bahan bakar. Penduduk setempat
              panjang.  Benar-benar  melelahkan.  Saya   berjasa membuatkan toilet umum darurat untuk para pemudik. Makanan kecil dan
              kira,  pemerintah  kurang  siap  dalam   mie instan juga dijajakan penduduk setempat. Tapi, makanan yang dijajakan terlalu
              menyambut arus mudik tahun ini. Harusnya   mahal. Bahkan, tiba-tiba bermunculan pula penjual bensin.
              lebih  aware, terutama di titik pertemuan   Untungnya, saya dan keluarga sudah mengisi full bahan bakar, termasuk
              arus sepanjang Pantura dari Cipali hingga   menyiapkan kartu E-tol dan makanan untuk persiapan perjalanan sepanjang jalur
              Brebes. Perjalanan mudik ke Kudus yang   mudik. Saya melihat banyak mobil pemudik kehabisan bensin. Harapan saya,
              normalnya bisa ditempuh 10-15 jam, kini   kelak polisi bisa bekerja sama dengan Dishub untuk membuka akses jalan
              harus ditempuh 39 jam.                     memutar balik untuk antisipasi bila terjebak dalam kemacetan panjang.
                                                              Sedih sekali bila mengingat kenangan masa mudik yang lalu.
                                                            Saya kecewa dengan pengaturan arus mudik tahun ini. Apalagi,
                                                              mobil yang saya bawa bersistem manual. Cukup melelahkan.
                                                                Mudah-mudahan tahun depan tidak seperti ini. Posko-
                                                                   posko harus diperbanyak, baik posko istirahat
                                                                       maupun bengkel mobil.
                                                   foto-foto : dok/iw

                                                                         PARLEMENTARIA l  EDISI 139 TH. XLVI - 2016  l  23
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28