Page 31 - MAJALAH 139
P. 31
tindakan penyanderaan itu adalah menggambarkan bahwa baseline saja seperti seseorang ketika dalam
anak buah Abu Sayyaf, Indonesia tak mencukupi, hanya separuhnya. keterbatasan saja bisa survive, apalagi
tidak bisa langsung ke Filipina untuk Jadi kita jauh untuk bicara optimal,” jika didukung dengan anggaran yang
menindaklanjuti. “Ketika muncul tuturnya. memadai. Misalnya dapat dilihat dari
statemen bahwa yang melakukan Legislator dapil Jawa Tengah V Helikopter yang dimiliki Indonesia
penyanderaan adalah anak buah Abu ini menuturkan bahwa keterbatasan yang sudah berumur tua. Para
Sayyaf, kita tidak bisa langsung ke anggaran bisa saja menjadi penyebab penerbang Indonesia pun berani untuk
Filipina tanpa persetujuan Filipina itu kasus penyanderaan ini. Meskipun menggunakan Helikopter tua tersebut.
sendiri,” jelasnya. Indonesia memiliki kualitas prajurit Padahal, lanjut Kharis, penerbang
yang bagus tapi kalau tidak didukung luar negeri pun sudah tidak mau
Peran Diplomasi anggaran yang kuat maka tetap saja menggunakan Helikopter tua milik
Ia pun mengharapkan peran tidak mampu berbicara banyak. Indonesia tersebut.
diplomasi Menteri Luar Negeri “Meskipun pesawat yang digunakan
sangat dibutuhkan agar Filipina mau itu akhirnya jatuh juga seperti yang
menyelesaikan persoalan Abu Sayyaf terjadi di Yogyakarta,” sambungnya.
ini. Kharis menegaskan bahwa jika Kharis menambahkan bahwa faktor
Filipina bersedia, Indonesia siap untuk umur pesawat tak bisa diabaikan.
membantu. Namun, hingga kini belum Oleh karenanya melihat konteks
ada titik terang dari Filipina sendiri. ini, Komisi I DPR RI ingin mendorong
“Saya kira ini peran diplomasi Ini per ma sa lahan anggaran pertahanan itu betul-betul
Menteri Luar Negeri sangat dibutuhkan, serius, karena kita ditingkatkan. Ia kembali menjelaskan
harapannya adalah Filipina mau beresin punya kekuatan, bahwa anggaran pertahanan itu tidak
mereka. Kalau tidak, kita bisa bantu seperti anggaran infrastruktur jalan
mereka. Nah sayangnya hari ini belum tentara kita harus yang ketika hari ini dianggarkan besok
ada titik terang mereka (Filipina) itu mampu menciutkan sudah pakai untuk membuatan jalan.
maunya apa,” jelasnya. nyali mereka, ini meng- Ia menjelaskan bahwa anggaran
Meskipun begitu, dirinya tidak pertahanan itu digunakan agar tidak ada
menilai kasus penyanderaan ini adalah indikasikan bahwa ancaman yang menerobos Indonesia.
bentuk kelalaian pemerintah. Karena mereka berani dengan Artinya jika tidak ada musuh yang
tidak mungkin pemerintah setiap Indonesia, apa maksud mengganggu, berarti pertahanannya
detik mengawasi satu per satu kapal dikelola dengan baik.
yang lewat karena perairan Indonesia berani? Ya berani “Keamanan dan pertahanan itu
begitu luas. Ia menilai tetap harus ganggu indonesia. apa sih? Ya, ketika tak ada ancaman
ada yang perlu di evaluasi dari sistem yang bisa menerobos dan tak ada
pertahanan Indonesia. musuh yang mengganggu kita, itu
Terkait evaluasi yang harus tandanya pertahanannya sudah baik.
dilakukan, Kharis menuturkan bahwa Ketika aman berarti target pertahanan
tak ada cara lain selain meningkatkan tercapai,” jelasnya.
kemampuan sumber daya manusia, “Saya kira keterbatasan anggaran “Misalnya, kenapa TNI harus
koordinasi antar lembaga dan anggaran. menjadi salah satu penyebab. membeli peluru meskipun tidak
“Cara meningkatkan pertahanan dan Sementara kita punya prestasi, pasukan ada musuh? Ya, peluru bukan dibeli
keamanan ya tidak ada cara lain tempur kita bagus sekali, kemampuan untuk menembak musuh, tapi untuk
seperti meningkatkan kemampuan sniper kita bagus, tapi ketika tak punya latihan, prajurit kita berlatih terus,”
SDM, meningkatkan koordinasi antar anggaran cukup ya SDM yang baik ini sambungnya.
lembaga dan butuh biaya,” jawabnya. tidak mampu melakukan kegiatan yang Ketika ditanya mengenai evaluasi
Ia menjelaskan bahwa saat ini di mampu menangkal ancaman terhadap pemerintah dalam bidang pertahanan,
pagu indikatif Kementerian Pertahanan Indonesia,” jelasnya. Kharis menilai bahwa pemerintah
tahun 2017 yang seharusnya Rp 209 Ia pun menginginkan anggaran terlihat koordinasinya kurang. Seolah-
Triliun, tetapi hanya Rp 104 Triliun. pertahanan untuk ditambah. “Ya kita olah banyak yang berebut panggung
Baginya ini menggambarkan bahwa berharap anggaran ditingkatkan, tapi antar berbagai pihak. Ia menginginkan
baseline saja tidak mencukupi, apalagi anggaran itu diusulkan pemerintah, agar hal itu segera disudahi dan
bicara pada titik optimal. kita hanya mengevaluasi, membahas segera bikin crisis center agar semua
“Baseline anggaran Kemenhan yang dan menyetujui,” harapnya. orang yang terlibat dalam penanganan
harusnya Rp 209 Triliun, tapi di pagu Logika anggaran ini dijelaskan penyanderaan ini harus terkoordinasi
indikatif hanya Rp 104 Triliun. Ini kan Kharis dalam konteks TNI saat ini, di crisis center. n (hs)
PARLEMENTARIA l EDISI 139 TH. XLVI - 2016 l 31

