Page 15 - MAJALAH 119
P. 15

kapal tangkap di atas 30GT. Untuk  Timor dan lain-lain.             gi, aparat bisa dipastikan akan selalu
            mengoperasikan kapal diatas 30 GT                                   datang ke tempat kejadian perkara
            harus punya skill karena teknolog-  Pengawasan Lemah                ketika para pencuri selesai berpesta.
            inya lebih rumit. sementara menye-  Salah satu masalah utama dalam  Tetapi ketika instansi yang terlibat
            diakan kapal perlu anggaran besar,  penanganan laut kita adalah be-  terlalu banyak apalagi tanpa koor-
            juga pendidikan untuk peningka-   lum optimalnya pengawasan. Kalau  dinasi yang memadai tentu akan
            tan skill,”  tuturnya. Kawasan ZEE  bicara instansi yang mengawasi,  membuat binggung pengguna jasa
            adalah wilayah laut sejauh 200 mil  aturan perundang-undangan telah  di laut, baru selesai diperiksa oleh
            dari pulau terluar saat air surut. Se-  mengamanatkan kepada tidak  instansi A kemudian di periksa lagi
            buah titik penangkapan yang perlu  kurang dari 13 institusi untuk men-  oleh Instansi B dst. Belum lagi pada
            waktu bulanan untuk menjaringnya.  jaga kedaulatan Indonesia di laut  saat salah satu instansi melakukan
            Disamping kekayaan di laut ada pula  (lihat kotak). Mengandalkan penga-  pemeriksaan, instansi lain menjadi
            kekayaan jauh dibawah dasar laut  manan pada TNI dan Polri bisa jadi  tertahan untuk melanjutkan. Akibat-
            yaitu potensi mineral dan kekayaan  terlalu riskan untuk mengamankan  nya adalah kerugian dari pengguna
            hasil fosil yang juga luar biasa. Se-  wilayah maritim yang sangat terbu-  jasa baik materiil maupun immate-
            jauh ini sejumlah lokasi sudah diek-  ka. Tanpa pengamanan yang cukup  riil.
            splorasi seperti Celah Natuna, Celah  apalagi dengan dukungan teknolo-









            tersebut. “Tembak langsung aja, biar yang lain kapok.  laut lepas. “UU ini memberi jaminan perlindungan ke-
            Memang harus seperti itu, kalau kita ndak tegas, ikan  pada nelayan, ada keberpihakan jangan laut dikapling
            kita akan dicuri kapal-kapal asing itu. Kalau (drone) ini  untuk kepentingan pengusaha tertentu. DPR selalu
            udah ada, titik pencurian mudah diketahui, kita perin-  mengingatkan kepentingan pokok dalam kebijakan dan
            tahkan tembak sampai tenggelam. Kalau ndak tegas  anggaran. Kepentingan pemerintah adalah bagaimana
            besok balik lagi (kapal asing) itu,” tandasnya     seluruh kawasan bisa terjaga secara integratif, holistik,
              Langkah terobosan dan terukur menurut Hermanto  potensi laut bisa dimanfaatkan secara optimal dalam hal
            diperlukan untuk mengatasi lemahnya pengawasan  ini untuk nelayan,” jelasnya.
            wilayah laut Indonesia. Bukan hanya ikan, kekayaan   Langkah selanjutnya adalah menunggu langkah cepat
            mineral termasuk BBM illegal banyak yang lolos dise-  pemerintah untuk menyiapkan Peraturan Pemerintah
            ludupkan lewat laut. Melihat sengkarut permasalahan  (PP) sebagai aturan pelaksanaan teknis di lapangan.
            di laut, banyak pihak menduga ada kerja sama antara pi-  Ia berharap konsep pengelolaan laut ke depan perlu
            hak luar dengan aparat yang bertugas di dalam. “Inilah  menjangkau dan didukung oleh seluruh stakeholder
            masalah kita sejak dulu Angkatan Laut ada tapi alatnya  yang ada. Kalau tidak ia khawatit seluruh regulasi dan
            terbatas untuk mengawasi laut seluas itu. Ada Polisi Air,  aturan akan mandeg alias jalan di tempat. Hal penting
            Kementerian Kelautan dan Perikanan tapi masih sulit  yang juga digarisbawahinya adalah isu lingkungan di
            optimal mengawasi. Jadi kita memang perlu kebijakan  laut. Wakil rakyat dari daerah pemilihan Sumbar I ini
            terobosan,” tekan dia.                             mengimbar pemerintah untuk terus melakukan pendi-
                                                               dikan dan membangun pemahaman tentang bagaima-
              Regulasi                                         na mengekploitasi alam tanpa merusaknya.
              DPR RI bersama pemerintah sebenarnya telah mem-    Menutup wawancara Hermanto berharap DPR dapat
            bahas regulasi tentang kelautan ini sejak 11 tahun lalu.  segera melakukan koordinasi dengan pemerintah un-
            Perdebatan dan tarik menarik kepentingan akhirnya  tuk menyambut program penting menjadikan Indone-
            berhasil melabuhkan regulasi itu pada Rapat Paripurna  sia sebagai Poros Maritim Dunia. Sebagai pihak yang
            September 2014. Tok tok tok, RUU tentang Kelautan  memiliki kewenangan anggaran, pemerintah sudah
            berhasil disahkan. Itu berarti negara maritim ini baru  sepatutnya bicara dengan DPR untuk menyampaikan
            mempunyai UU Kelautan setelah 69 tahun merdeka. Ia  proposal anggaran sehingga sejumlah kebijakan dapat
            menilai regulasi ini strategis dan menjadi payung hu-  segera dijalankan. “Kita ingin tahu seperti apa proposal
            kum untuk mengatur pemanfaatan laut secara kom-    anggaran yang diajukan pemerintah dari situ bisa dilihat
            prehensif dan terintegrasi. Salah satu inti penting yang  kegiatan yang akan dilakukan segera. Kita di DPR pasti
            disepakati UU itu adalah penegasan Indonesia sebagai  mendukung atas nama bangsa, untuk memperkuat
            negara kepulauan, di mana menurut Konvensi Hukum  NKRI. Jangan ada lagi sebutan kepulauan terasing, tidak
            Laut Internasional 1982, selain punya laut teritorial,  boleh lagi. Untuk itu kita ingin secepatnya berkoordinasi
            wilayah yuridiksi, dan kawasan dasar laut, juga punya  dengan pemerintah,” demikian Hermanto. (iky)
            kesempatan untuk memanfaatkan potensi maritim di


                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 119 TH. XLIV, 2014  15
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20