Page 23 - MAJALAH 82
P. 23

SUMBANG  SARAN




            nasional  dan  daerah),  dan  terhadap  Revisi Kode Etik             perilaku  anggota  DPR  harus  dapat
            bermacam-macam  kelompok  dan         Anggota  DPR  pada  dasarnya   menjabarkan  secara  operasional  UU
            kepentingan  publik  maupun  privat.   terikat dengan pedoman etika utama,   27/2009 pasal 208 khusunya ayat (3),
            Ketiga, anggota parlemen adalah per-  yaitu:  sumpah  jabatan.    Ikatan  yang   yang menegaskan: “Anggota DPR di-
            wakilan politik yang juga mempunyai   dihasilkan oleh sumpah jabatan bersi-  larang melakukan korupsi, kolusi, dan
            pandangan  dan  pendirian,  serta  ke-  fat individual. Sumpah harus dipatuhi.   nepotisme,  serta  dilarang  menerima
            pentingan  dan  ekspektasi.  Mengaju-  Tetapi sumpah jabatan seperti dapat   gratifikasi.”  Kode Etik DPR 2004-2005
            kan  pandangan  dan  bertahan  pada   dibaca  dalam  UU  27/2009  pasal  76   (yang  direncanakan  akan  direvisi  ini)
            pendirian,  serta  memperjuangkan   tidak  mengurai  secara  rinci  tindakan   pada  dasarya  telah  menjabarkan  ke-
            kepentingan dan merealisasi harapan   dan perilaku yang boleh dan tidak bo-  tentuan  tersebut  dalam  pasal-pasal
            dapat  mengantarkan  pada  perkatian   leh bagi anggota parlemen agar tidak   9  (a),  11  sampai  dengan  14.  Namun
            yang rumit antara ranah publik yang   melanggar sumpah tersebut.     pasal-pasal ini terlihat masih terbatas,
            harus  dilayaninya  sebagai  hal  yang   Sumpah  jabatan  memang  ha-  dan  kurang  menunjukkan  tindakan-
            utama  dan  ranah  privat  yang  ha-  rus bersifat umum tetapi menyeluruh.   tindakan konkrit.
            rus diletakkan di bawah kepentingan   Operasionalisasi sumpah ini mestinya   Karena  itu,  pasal-pasal  ini  perlu
            publik yang harus dilayaninya.    terjabarkan dalam pedoman perilaku.   disempurnakan  dan  dijabarkan  lebih
                Aneka  ragam  kepentingan  yang   Penjabaran  itu  harus  mencakup,  mi-  rinci  (bukan  malahan  dihilangkan
            saling  bertolak  belakang  itu  akan   salnya: bagaimana pemenuhan kewa-  seperti  dalam  rancangan  revisi  Kode
            senantiasa  tarik-menarik  dalam  diri   jiban  sebagai  anggota  DPR  yang  di-  Etik  DPR,  lihat:  “Empat  Pasal  Krusial
            anggota  parlemen.  Wajah  ganda   jalankan dengan “sebaik-baiknya dan   di  Kode  Etik  DPR  Hilang.htm”  dalam
            kekuasaan di dalam dirinya tidak me-  seadil-adilnya  ....”  dirumuskan  dalam   Okezone.com).  Misalnya, penyempur-
            nampilkan batasan yang  jelas dan te-  tindakan-tindakan   yang   konkrit;   naan pasal 14 yang diperlukan karena
            gas tentang pilihan-pilihan utama dari   bagaimana  wujud  tindakan  yang   pasal  ini  masih  terbatas  berkaitan
            tarik menarik kepentingan yang harus   menunjukkan  bahwa  anggota  DPR   dengan  pemanfaatan  jabatan  untuk
            dimenangkan dalam diri dan oleh ang-  “mengutamakan kepentingan bangsa   keuntungan  pribadi,  keluarga,  kroni
            gota parlemen. Peraturan perundang-  dan  negara  daripada  kepentingan   dan  sebagainya  dalam  hubungan-
            undanganpun,  karena  terlalu  ideal   pribadi,  seseorang  dan  golongan;”   nya dengan bisnis dan atau penana-
            dan  umum  mengatur  parlemen  dan   dan  bagaimana  tindakan-tindakan   man  modal  untuk  usaha. Bagaimana
            perilaku anggota parlemen, seringkali   anggota  DPR  yang  tidak  “memper-  dengan pemanfaatan wewenang un-
            disiasati  demi  terlayani  kepentingan   juangkan aspirasi rakyat..,” dan karena   tuk  memasukkan  anggota  keluarga,
            pribadi atau kelompok anggota par-  itu  harus  dilarang  dalam  pedoman   kroni  atau  yang  lainnya  sebagai  staf
            lemen  dengan  tetap  terhindar  dari   perilaku  anggota  DPR.    Kode  Etik   sekertariat DPR dengan status pega-
            dakwaan  pelanggaran  undang-un-  DPR 2004-2005 belum secara khusus   wai pegawai khusus ataupun pegawai
            dang.  Meski terhindar dari dakwaan   menjabarkan  rincian  tindakan  yang   negeri?    Ini  mestinya  masuk  dalam
            hukum, siasat semacam itu jelas tidak   diperbolehkan  dan  dilarang  sebagai   kategori  pelanggaran  etika  anggota
            etis dan tidak terhormat jika dilakukan   konsekuensi  dari  sumpah  jabatan   dewan yang terhormat.
            oleh anggota parlemen. Untuk terhin-  anggota DPR.                       Kode  etik  DPR  2004-2005  me-
            dar dari siasat-siasat seperti ini, pedo-  Demikian juga, pedoman perilaku   mang  perlu  direvisi.  Dan,  tentu  saja
            man  perilaku  memberikan  panduan   seharusnya  memuat  ketentuan-ke-  arah  revisi  adalah  memperbaiki  dan
            yang konkrit. Dengan terus berpandu   tentuan  konkrit  sebagai  penjabaran   menyempurnakan  ketentuan-keten-
            pada pedoman perilaku, anggota par-  dari pasal-pasal dalam peraturan per-  tuan  tentang  pedoman  perilaku  se-
            lemen  akan  senantiasa  terpercaya  di   undang-undangan  yang  mengatur   hingga makin efektif dalam memandu
            mata publik, dan sekaligus menopang   tentang  larangan-larangan  yang  di-  tindakan-tindakan anggota DPR teru-
            tingkat  kepercayaan  publik  terhadap   tujukan langsung bagi anggota DPR.   tama  dalam  meningkatkan  kualitas
            kinerja  parlemen  sebagai  lembaga   Ketentuan-ketentuan konkrit itu harus   kinerjanya sebagai perwakilan politik
            perwakilan rakyat. Selanjutnya, pedo-  terkait secara langsung maupun tidak   rakyat.
            man perilaku yang diumumkan terbu-  langsung   kemungkinan-kemungki-     Arah seperti ini juga perlu dibaca
            ka akan berguna bagi publik sebagai   nan tindakan dan atau perilaku ang-  bahwa  revisi  Kode  Etik  harus  makin
            standar  penilaian  bagi  perilaku  ang-  gota  DPR  yang  bila  dilakukan  akan   memberikan  jaminan  dan  ketegasan
            gota DPR; dan dengan begitu, publik   menciderai kredilitas, kinerja dan ke-  tentang   tindakan-tindakan   yang
            pun  membantu  anggota  parlemen   banggaan  dirinya  sebagai  anggota   mendukung  peningkatan  kualitas  ki-
            menjaga  mutu  perilakunya  sebagai   parlemen yang terhormat yang men-  nerja anggota DPR dari waktu ke wak-
            perwakilan politik.               jalankan  perwakilan  politik  bagi  rak-  tu. Ini merujuk, misalnya, pada Kode
                                              yat. Dalam hal ini, misalnya, pedoman   Etik DPR 2004-2005 pasal 6 ayat (2):



               | PARLEMENTARIA |  Edisi 82 TH. XLII, 2011 |
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28