Page 20 - MAJALAH 82
P. 20

Pada saat awal-awal pembentu-
            kan  alat  kelengkapan  Dewan,  fraksi-
            nya dipaksa untuk menerima. Waktu
            itu Gerindra sebagai fraksi yang baru
            masih  culun,  nggak  tahu  apa  yang
            terjadi yang akhirnya seperti ini,” ka-
            tanya.
                Badan Kehormatan adalah polisi
            internal bagi DPR. Seharusnya sebagai
            polisi internal, anggota BK harus me-
            menuhi  azas  keadilan.  Jika  sekarang
            memakai sistem proporsional menu-
            rut fraksinya proporsional yang tidak
            memenuhi asas keadilan. Jadi ditegas-
            kan di sini, jika ingin ditetapkan, frak-
            sinya  tidak  akan  menghalangi,  tapi
            hal yang perlu diingat fraksinya tidak
            terikat  dengan  Kode  Etik  yang  telah
            disahkan tersebut.
                Dari segi isi, Kode Etik yang baru
            ini menurut Muzani bagus.  Tapi ada
            hal-hal yang menurutnya bersifat ja-
            mak.  Misalnya  tidak  dijelaskan  ten-
            tang  larangan  anggota  DPR  untuk
            menerima suap. “Di sini malahan tidak
            diatur secara tegas,” katanya.
                Kode Etik ini justru mengakomo-
            dir  hal-hal  yang  bersifat  pribadi,  mi-
            salnya anggota DPR dilarang mema-
            suki tempat-tempat yang dipandang
            tidak pantas secara etika, moral, dan
            norma  yang  berlaku  umum  di  ma-
            syarakat, seperti kompleks pelacuran
            dan perjudian.
                Selain itu, terhadap masalah ke-
            hadiran anggota, dalam Pasal 8 Kode
            Etik  tersebut  disebutkan  Anggota
            DPR RI harus menghadiri secara fisik
            setiap Rapat yang menjadi kewajiban-
            nya. Menurutnya hal itu akan menjadi
            masalah.  Karena  kehadiran  anggota
            DPR    dalam  satu  hari  bisa  dua  atau
            tiga kali rapat, baik rapat komisi, rapat
            badan, rapat pansus atau rapat-rapat
            yang lain. “Ketika saya rapat di komisi,
            saat yang bersamaan saya harus rapat
            di  Badan  Akuntabilitas  Keuangan
            Negara (BAKN), berarti rapat di komi-
            si harus saya tinggal, terus bagaimana
            rapat yang di komisi ini,” tanyanya.
                Karena itu dia berpendapat, Pasal
            ini seharusnya ditinjau ulang, dan per-
            lu  dilakukan  sedikit  penyempurnaan.
            (tt,iky)                                                           Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra Ahmad Muzani




                                                                                                                1


   0                                                                          | PARLEMENTARIA  |  Edisi 82 TH. XLII, 2011 |  1
   0 | PARLEMENTARIA |  Edisi 82 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 82 TH. XLII, 2011 |
                                                                                                   TH. XLII, 201 |
                                                                                        ARIA |
                                                                              |
                                                                                             Edisi 82
                                                                                                             1
                                                                               ARLEMENT
                                                                              P
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25