Page 21 - MAJALAH 113
P. 21

Regulasi Rokok



                                     di Beberapa Negara






              Tembakau merupakan bahan uta-   penduduk dewasa di China adalah  sennya, bidi diberi perasa menarik
            ma rokok yang menyebabkan satu  perokok. Laki-laki dewasa 53 per-   seperti vanila, cokelat, stroberi, atau
            dari 10 kematian orang dewasa di  sen, sedangkan perokok perempuan  mangga.
            seluruh dunia, dan mengakibatkan  “hanya” 2 persen. Hal itu ditunjang
            5,4 juta kematian pada tahun 2006.  dengan cukai rokok yang sangat    Cukai rokok masih rendah sekitar
            Berarti rata-rata satu kematian  rendah sehingga rokok dijual mu-   40 persen dan cukai bidi sekitar 9
            terjadi setiap 6,5 detik. Kematian  rah. Harga rokok 7-10 yuan atau  persen. Harga bidi di India sangat
            pada tahun 2020 akan mendekati  dengan kurs 1 yuan setara Rp 1.400  murah, sekitar 4 rupee atau Rp 700
            dua kali jumlah kematian pada 2006  harganya Rp 9.800 - Rp 14.000 per  per pak berisi 10-12 batang dengan
            jika kebiasaan konsumsi rokok terus  kemasan. Hampir sama dengan di  nilai kurs 1 rupee setara Rp 180. Har-
            berlanjut. Tingkat konsumsi rokok  Indonesia. Nilai cukai 30-40 persen  ga rokok sekitar 20 rupee atau Rp
            di suatu negara berbanding lurus  dari harga rokok.                 3.600 per pak. Peringatan bergam-
            dengan ketat atau tidaknya regu-                                    bar di kemasan rokok juga sudah
            lasi terhadap rokok itu sendiri. Lalu,   Meski telah meratifikasi Konvensi  diterapkan, tetapi hanya di bagian
            bagaimana regulasi soal rokok di  Kerangka Kerja untuk Pengendalian  depan kemasan dan harus diganti
            berbagai negara? Berikut ulasannya.  Tembakau atau Framework Conven­  setiap 24 bulan.
                                              tion on Tobacco Control (FCTC) pada
            China                             11 Oktober 2005, namun China ma-  Bhutan
                                              sih belum memiliki regulasi secara
              China menduduki                 nasional untuk mengendalikan kon-   Bhutan adalah nega-
            peringkat negara den-             sumsi rokok warganya.             ra  pertama  di  dunia
            gan penduduk terbesar                                               yang melarang untuk
            di dunia. Penduduknya             India                             menanam, memanen,
            yang mencapai  lebih                                                memproduksi dan menjual produk-
            dari  1,3  miliar  jiwa,  menjadikan   India telah meratifi-        produk tembakau di seluruh Kera-
            China sebagai produsen sekaligus  kasi FCTC pada 5 Feb-             jaan Bhutan di bawah Tobacco Con-
            konsumen rokok terbesar di dunia.  ruari 2004. Lebih dari           trol Act of Bhutan 2010. Merokok
            Melalui perusahaan monopoli yang  275  juta  perokok  di            hanya populer bagi sebagian kecil
            dibentuk negara pada tahun 1991  India atau sepertiga penduduk de-  masyarakat Bhutan. Mengunyah
            melalui UU Monopoli Tembakau,  wasanya mengonsumsi tembakau.  tembakau lebih popular di negara
            China National Tobacco Corporation  Prevalensi  laki-laki  perokok  48  yang terletak di kaki pegunungan
            (CNTC) menguasai 98 persen pasar  persen dan perempuan 20 persen.  Himalaya ini.
            rokok di China yang menghasilkan  Produk tembakau yang mendomi-
            lebih dari 2,1 triliun batang rokok  nasi di India adalah semacam ro-  Kepemilikan rokok dalam jumlah
            (2008).                           kok lintingan yang dibungkus daun  kecil  untuk  pribadi  masih  diizin-
                                              tendu yang dikeringkan, khas India  kan,  asalkan  pemilik  rokok  bisa
              Diperkirakan,  sekitar  sepertiga  yang biasa disebut bidi. Oleh produ-  membuktikan bahwa dirinya sudah


                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 113 TH. XLIV, 2014  21
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26