Page 21 - MAJALAH 73
P. 21

LAPORAN UTAMA


            Pengamat Politik dan otonomi daerah LIPI Dr. Siti Zuhroh


            KEKUASAAN BESAR SERET DPR



            BERKINERJA KURANG BAIK






                                            Perubahan UUD 1945 sebagai bagian penting dari
                                            agenda reformasi, memang telah mengubah tatanan
                                            kehidupan sosial, politik, dan ketatanegaraan yang sangat
                                            fundamental di Tanah Air. Dewan Perwakilan Rakyat
                                            (DPR) yang sebelumnya lebih banyak di cap sebagai
                                            stempel pemerintah dan tidak bisa berbuat banyak selain
                                             mengikuti apa keinginan pemerintah Orde Baru. Walaupun
                                                secara formal sebagaimana diamanatkan UUD 1945,
                                                  Dewan mempunyai tiga fungsi utama yakni legislasi,
                                                   pengawasan dan bugeting, tetapi ketiga fungsi
                                                    itu tampaknya dipergunakan sepenuhnya untuk
                                                     kepentingan penguasa.

            foto: dudut/maj. adil                                                         amun,  semua  itu


                                                                                          b e r u b a h   k e t i k a
                                                                                          reformasi bergulir
                                                                                          dan  amendemen
                                                                             N U U D
                                                                                                   1 9 4 5
                                                                             dilakukan bertahap hingga empat
                                                                             kali mulai 1999-2992. Salah satu
                                                                                   yang berubah drastis adalah
                                                                                     peran  dan  kewenangan
                                                                                      D P R   y a n g   s a n g a t
                                                                                      besar, bukan saja dalam
                                                                                      bidang  legislasi  dan
                                                                                      dua fungsi lainya, tapi
                                                                                     juga kewenangan DPR
                                                                                    dalam  ikut  menseleksi
                                                                                    dan  memutuskan  calon
                                                                                    pejabat  publik  seperti
                                                                                    Gubernur Bank Indonesia,
                                                                                   Dubes,  dan  sebagainya
                                                                                   yang sebelumnya menjadi
                                                                                   kewenangan  Presiden.
                                                                                  Perimbangan  kekuasaan
                                                                                  DPR yang besar itu sering
                                                                                  disebut  sebagai  legialtive
                                                                                  heavy.
                                                                                    Namun  kekuasaan  yang
                                                                                   besar itu dalam praktiknya
                                                                                   akhirnya  menyeret  DPR
                                                                                    dalam  pola  kinerja  yang
                                                                                     kurang baik alias buruk,
                                                                                     tidak seperti diharapkan

                                                                               PARLEMENTARIA TH. XL NO. 73  19
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26