Page 74 - MAJALAH 68
P. 74
SOROTAN
Semangat Transparansi dan
Akuntabilitas Pengelolaan Zakat
Akibat minimnya kepercayaan masyarakat kepada tersebut mampu membayar zakat 2,5
lembaga pengelola zakat, pada tahun 2008 terjadi tragedi % dari pengeluarannya, maka
muncullah angka Rp 4.8 triliun.
yang sangat memilukan. Di Pasuruan, Jawa Timur,
Survei dan proyeksi lain juga tetap
pembagian zakat yang dilakukan seorang saudagar telah tidak beranjak dari angka triliunan
menelan korban jiwa sebanyak 25 orang tewas. Mereka rupiah. Ironisnya, jumlah yang
yang datang pada pembagian zakat tersebut demi berhasil dihimpun Bazis dan LAZ,
sekedar mendapatkan Rp. 30 ribu. mengacu pada perolehan tahun 2007,
lebih rendah dari proyeksi itu. Bazis
hanya memperoleh sekitar Rp12
emua umat muslim Sosial Ekonomi Nasional 2007, dari miliar, sementara LAZ berhasil
diwajibkan membayar zakat 56,7 juta keluarga di seluruh mengumpulkan Rp 600 miliar.
2,5 persen. Realisasi Indonesia, 13 persen di antaranya Dengan demikian, angka perolehan
S penerimaan zakat di memiliki pengeluaran lebih dari dua jauh di bawah proyeksi tersebut.
Indonesia yang mayoritas muslim ini juta per bulan. Minimal dari keluarga Menanggapi pernyataan diatas,
ditargetkan mencapai trilunan rupiah. DH Al-Yusni Anggota Komisi VIII
Namun hasil pengumpulan zakat DPR-RI menyebutkan bahwa
fitrah dan zakat harta baik oleh kondisi seperti itu lebih dikarenakan
Badan Amil Zakat, Infak, dan tidak adanya transparansi, sehingga
Sedekah (Bazis) maupun lembaga masyarakat menjadi tidak puas
amil zakat (LAZ) sebelum Idul Fithri dengan pengelolaan Baznas.
hingga saat ini belum diumumkan “Tidak ada keterbukaan tentang
secara nasional. Yang ada hanya penerimaan zakat, penyaluran zakat,
proyeksi perolehan. dan prosedur zakat sehingga orang
Survei Public Interest Research and lebih senang menyalurkan sendiri,”
Advocacy Center (Pirac) misalnya tegasnya.
memprediksi potensi zakat di Selain itu, faktor kepercayaan juga
Indonesia bisa lebih dari Rp 9,09 menjadi salah satu penyebab para
triliun. Berkaca pada data Survei muzakki (pemberi zakat)
menyalurkan sendiri zakatnya kepada
mustahid (penerima zakat). “Ada
kepuasan sendiri bagi mustahid untuk
74 PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 68