Page 75 - MAJALAH 68
P. 75

SOROTAN


         menyalurkan zakatnya sendiri secara langsung,”  atas pelaksanaannya” tandas Al Yusni.
         ujarnya.                                         Bentuk pertanggungjawaban badan amil zakat
            Faktor yang lainnya adalah adanya          kepada Pemerintah pun kurang jelas standarnya.
         ketidakakurasian penerimaan zakat. Di benak   Sehingga jika pun ada pelanggaran, nyaris tak ada
         Muzakki, jika zakat diserahkan kepada badan   sanksi yang diterapkan. Karena itu, dia berharap,
         pengelolaan zakat milik pemerintah nantinya akan  dengan revisi UU No. 38/1999, pengelolaan zakat
         digunakan untuk program pemerintahan.         yang amanah, profesional, dan transparan dapat
            Ia menambahkan, banyak muzakki meragukan   terlaksana.
         pendistribusian yang diberikan oleh Baznas. Mereka  “Salah satu tantangan manajerial pengelolaan
         menganggap pendistribusian yang dilakukan Baznas  zakat ke depan adalah standar akuntansi dan
         tidak masuk dalam kelompok yang menerima. Bahkan  publikasi,” tegasnya.
         disebutkan bahwa dalam pengelolaan itu terdapat  Dorongan untuk transparansi itu memang
         saldo yang diendapkan.                        tertuang dalam tiga draft revisi UU Zakat. Draft yang
            Adapun zakat dalam syariat islam diberikan  disusun Tim Revisi UU Zakat bentukan Departemen
         dalam kedelapan kelompok, yaitu  orang-orang fakir,  Agama mengusulkan tambahan pasal baru di antara
         orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para  pasal 18 dan pasal 19 UU Zakat. Pasal baru ini, yakni
         muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)  pasal 18 A, nantinya berbunyi: “Badan amil zakat
         budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan  mempublikasikan hasil pengumpulan,
         Allah dan orang-orang yang sedang dalam       pendistribusian, dan pendayagunaan zakat melalui
         perjalanan.                                   cara yang diatur oleh Peraturan Pemerintah”.
            Dalam pandangan islam, hanya zakat maal yang  Selain itu, Tim Depag mengusulkan perubahan
         boleh dikembangakan tetapi pada prinsipnya zakat  pasal 19, sehingga memasukkan kewajiban badan
         fitrah harus habis dan tidak boleh disaldokan, karena  amil zakat menyampaikan laporan tahunan
         zakat fitrah adalah sebagai penyempurna ibadah  pelaksanaan tugasnya kepada Pemerintah dan DPR.
         ramadhan. Kalaupun ada saldo zakat, dia menilai itu  Bahkan badan-badan amil zakat bertugas
         sifatnya sebagai pengembangan umat dan bukan  memberikan laporan berkala badan amil zakat di
         untuk diendapkan lalu didepositokan. “Itulah yang  atasnya demi kepentingan koordinasi.
         membuat muzakki merasa tidak puas menyalurkan ke  Draft yang diyakini versi Forum Zakat malah
         Baznas,” ungkapnya.                           menegaskan tugas badan amil zakat nasional
            Kedepan Anggota dari Fraksi Keadilan Sejahtera  menyampaikan laporan keuangan kepada Menteri
         ini berharap agar pengelolaan zakat dapat dikelola  Agama. Laporan keuangan tersebut terlebih dahulu
         dengan sebaik mungkin. Adanya transparansi,   diaudit. Laporan harus mengacu pada standar
         akuntabilitas penerimaan dan pengelolaan zakat serta  akuntansi, dan setidak-tidaknya memuat Neraca,
         pribadi pengelola yang bertanggungjawab dan   Laporan Sumber dan Penggunaan Dana, Laporan
         amanah menjadi idaman bagi muzakki.           Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan
                                                       (pasal 19).
         Tumpang Tindih Lembaga                           Satu draft lagi yang diyakini versi DPR malah
            Semangat transparansi dan keprofesionalisme  memuat bab khusus tentang pelaporan. Badan
         diusung DPR RI dalam merevisi Undang-Undang   Koordinasi Pengelolaan Zakat (BKPZ) memberikan
         No.38 tahun 1998 tentang pengelolaan zakat.   laporan pengawasan tahunan kepada Presiden.
         Didalamnya nanti akan diatur mengenai kewenangan  Sementara lembaga-lembaga amil zakat (LAZ) yang
         Baznas, tugas LAZ, dan badan pengawas badan   ada di masyarakat musti menyampaikan laporan ke
         zakat.                                        BKPZ. Selain laporan ke BKPZ, laporan pelaksanaan
            “Selama ini Baznas dan LAZ hanya           tugas LAZ harus mempublikasikan laporan itu pada
         menyampaikan kepada masyarakat mengenai       media cetak dan elektronik (pasal 48).
         penerimaan zakat dan penyaluran zakat, namun     Dalam revisi-pun Baznas direncakanakan akan
         keabsahannya diragukan,” katanya.             dikelola oleh Depag, namun klausul tersebut masih
            Lebih lanjut DH Al Yusni menilai bahwa dalam  diperdebatkan. Karena nantinya lembaga-lembaga
         UU No. 38 Tahun 1998, fungsi dan peran regulator,  yang tidak formal dan dianggap ilegal dapat dicabut
         pengawas, dan operator zakat masih belum      kewenangannya, kemudian zakat-zakat yang
         mendukung profesionalisme. “Masih terjadi tumpang  disalurkan perseorangan tidak diperbolehkan lagi.
         tindih kelembagaan,” tegasnya.                “Peraturan itu dianggap kurang pas,” katanya.
            Kelemahan lain yang ditemukan Forum Zakat
         terkait dengan akuntabilitas pengelolaan zakat.  Penguatan Sistem
         “Laporan tahunan badan amil zakat kepada DPR     Terkait adanya lembaga amil zakat yang fiktif saat
         tidak jelas standarnya, tidak ada yang memonitoring  menjelang hari raya kemarin, DH Al Yusni


                                                                             PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 68  75
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80