Page 18 - MAJALAH 169
P. 18

ANG S
               SUMB
               LAPORAN UTAMAARAN



                                              Kehadiran Negara


                                              dalam Pengelolaan



                                              Limbah B3



                                              di Indonesia




                TEDDY PRASETIAWAN
               Peneliti Kebijakan Lingkungan, Pusat Penelitian,
                      Badan Keahlian DPR RI


                     ektor industri masih
                     mendominasi kontribusi
                     terhadap perekonomian
                     nasional dengan capaian
            Ssaat ini berada pada kisaran
            22 persen dari Produk Domestik
            Bruto (PDB). Fakta ini menempatkan
            Indonesia pada urutan ke-4 sebagai
            negara dengan persentase sumbangan
            terhadap PDB di bawah Korea Selatan,
            Tiongkok, dan Jerman. Berkembangnya
            sektor industri di Indonesia tidak
            lepas dari faktor pendukung yang
            mempengaruhinya, antara lain biaya
            tenaga kerja yang relatif murah, sumber
            daya alam yang melimpah, serta pasar
            yang luas dalam menyerap produk yang
            dihasilkan. Namun, sejak awal perlu
            kita sadari bahwa ada faktor lain yang
            menjadi daya tarik Indonesia dalam
            mengundang investasi sektor industri,
            yaitu penegakan hukum atas kejahatan
            lingkungan yang relatif rendah.
               Setiap Industri mutlak menghasilkan
            limbah, baik padat, cair, maupun udara.   meledak, korosif, reaktif, beracun, dan   kecacatan, bahkan kematian. Salah
            Limbah tersebut dapat berupa limbah   menyebabkan infeksi adalah sederet   satu kejadian yang sering dijadikan
            industri biasa yang dapat ditangani   alasan yang menjadikan limbah jenis ini   contoh atas bahaya limbah B3 terhadap
            langsung oleh pengelola industri atau   harus dikelola dengan penuh kehati-  manusia adalah kasus Minamata yang
            limbah bahan berbahaya dan beracun   hatian.                       terjadi di Jepang pada tahun 50-an.
            (B3). Limbah B3 merupakan jenis limbah   Limbah B3 dapat mencemari   Setidaknya 46 orang meninggal dan
            yang memerlukan perhatian khusus   tanah, air permukaan, air tanah, udara,   3000 warga terpapar limbah merkuri
            dalam pengelolaannya. Bukan saja   atau media lainnya dengan berbagai   yang dibuang sejak tahun 1932 oleh
            karena sifatnya yang berbahaya bagi   cara, dan dengan berbagai cara   sebuah perusahaan pupuk ke perairan
            kesehatan manusia, namun juga karena   pula dapat masuk ke dalam tubuh   Teluk Minamata. Merkuri tersebut
            konsentrasi dan jumlahnya yang secara   manusia. Dampak yang ditimbulkan   bertransformasi menjadi gugus metil
            langsung maupun tidak langsung dapat   limbah B3 apabila masuk ke dalam   yang mengendap di dasar perairan dan
            mencemari lingkungan dan mengancam   tubuh manusia sangat beragam. Mulai   bersifat bioakumulatif di dalam tubuh
            kelangsungan hidup beragam makhluk   dari gangguan atau kerusakan pada   ikan dan kerang yang dikonsumsi oleh
            yang berada di lingkungan tersebut.   jaringan tubuh dan jaringan saraf hingga   para korban.
            Sifatnya yang mudah terbakar, mudah   berujung pada disfungsi organ tubuh,   Indonesia sendiri telah mencatat

            18  PARLEMENTARIA  EDISI 169     TH. 2019
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23