Page 19 - MAJALAH 84
P. 19

Dengan  2009  menyebutkan  ada  4   masyarakat di daerah yang bersang-  demokrasi di tingkat lokal harus men-
            (empat)  indikator  melihat  peringkat   kutan. Namun demikian harus menjadi   jadi  sebuah  kebijakan  yang  memiliki
            evaluasi daerah otonom hasil peme-  pertimbangan bahwa selain mencapai   daya jangkau jauh ke depan. Artinya
            karan  (DOHP).  Keempat  indikator   tujuan kesejahteraan, juga harus bisa   harus  memperhatikan  secara  lebih
            tersebut  adalah:  (1)  kesejahteraan   memenuhi keempat indikator lainnya   seksama  bagaimana  sesungguhnya
            masyarakat; (2) good governance; (3)   yakni  good  governance,  pelayanan   keadaan  dan  kondisi  setiap  daerah
            pelayanan publik; dan (4) daya saing.   publik, dan daya saing yang menurut   yang hendak dimekarkan. Salah satu
            Secara  umum  berdasarkan  evaluasi   evaluasi  Kemendagri  tersebut  ma-  kebijakan  yang  patut  dipertimbang-
            yang  menggunakan  metodologi  in-  sih  memiliki  beberapa  kekurangan.   kan  berdasarkan  evaluasi  adalah  ke-
            deks relatif serta metodologi norma-  Oleh  karena  itu  setiap  DOHP  harus   bijakan penggabungan daerah dalam
            tif  tersebut  disebutkan  bahwa  dari   mengenali  kekurangannya  masing-  upaya  mempercepat  proses  pemba-
            sisi kesejahteraan masyarakat, kinerja   masing. Kepada Pemerintah dan DPR   ngunan  yang  ada  di  wilayah  terse-
            secara umum menunjukkan ketimpa-  agar  mempertimbangkan  kembali    but. Namun demikian disadari bahwa
            ngan  antara  daerah  yang  peringkat   ukuran kelayakan pembentukan DOB   kebijakan  itu  mungkin  dinilai  tidak
            atas  dan  terbawah.  Selanjutnya  bagi   dan termasuk proses pengembangan   populer bagi kalangan tertentu. Akan
            kabupaten/kota dalam peringkat 1-10   calon DOB agar mereka menjadi dae-  tetapi  jika  dilakukan  mulai  dengan
            menunjukkan  kemampuan  masing-   rah  otonom  yang  kuat  dan  mampu   hasil evaluasi, lalu dibuat sebuah int-
            masing  daerah  yang  cukup  merata.   mengelola  urusan  pemerintahan  se-  strumen  perundang-undangan  serta
            Pencapaian tersebut memang dipen-  cara efektif dan efisien.         sosialisasi yang cukup dan dilakukan
            garuhi oleh usia DOHP. Untuk daerah                                  dengan memperhatikan kepentingan
            dengan usia lebih dari 3 tahun memi-                                 berbagai  pihak  (termasuk  elit),  maka
            liki kinerja lebih baik daripada DOHP  Penutup                       bukan tidak mungkin kebijakan peng-
            dengan usia kurang dari 3 tahun.      Sebagai  kesimpulan  dapat  di-  gabungan  juga  menjadi  sebuah  pi-
                Berdasarkan  hal tersebut sesung-  sampaikan  bahwa  kebijakan  peme-  lihan bagi terselenggaranya otonomi
            guhnya  kebijakan  pemekaran  dapat   karan  dalam  upaya  meningkatkan   daerah  yang  lebih  substantif.  Semo-
            memacu pertumbuhan kesejahteraan   kesejahteraan masyarakat serta proses   ga.
                                                           Tabel 1
                                    Pengaruh Pemekaran Terhadap DAU Kabupaten/Kota

                                                                           Kenaikan
                                       DAU Kab/                   Jml                                Kenaikan
                             DAU       Kota (90%   Kenaikan-   Kab/Kota     Jumlah     Rata-Rata    (Penurunan)
               Tahun       Nasional                                         Daerah       Peneri-
                                       DAU Nasi-    DAU (%)    Penerima                              Rata-Rata
                                                                              (%)      maan DAU
                                         onal)                   DAU
                2001       60,345.80   54,311.22       -          336          -         161.64          -

                2002       69,159.40   62,243.46      14.61       348         3.57       178.86        17.22

                2003       76,977.90   69,280.11      11.31       370         6.32       187.24        8.38

                2004       82,130.90   73,917.81      6.69        410        10.81       180.29        (6.96)
                2005       88,765.40   79,888.86      8.08        434         5.85       184.08        3.79

                2006      145,651.90   131,086.71     64.09       434          -         302.04       117.97

                2007      164,787.40   148,308.66     13.14       434          -         341.73        39.68

                2008      179,507.15   161,556.43     8.93        451         3.92       358.22        16.49

                2009      186,414.10   167,772.69     3.85        477         5,76       351,71        (6.50)



            Sumber: DR. Made Suwandi, M.Soc, Sc, Staf Ahli Bidang Pemerintahan Kementerian Dalam Negeri, Pemekeran Daerah Dari Aspek Pemerintahan, (2011), Tidak dipublikasikan.


                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 84 TH. XLII, 2011 | 19
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24