Page 14 - MAJALAH 181
P. 14
LAPORAN UTAMA
Sembuh-Kambuh kemudian direksi Jiwasraya
“Nah ini yang membuat
Jiwasraya pada saat itu melakukan
perubahan. Akhirnya menarik
mata uang itu dan dimasukkan
dalam mata uang rupiah.
Di akhir ceritanya kita tahu
Sejak krisis moneter 1998 direksi PT Jiwasraya bahwa PT Jiwasraya akibat
dianggap sudah salah langkah. Mereka mengubah krisis moneter yang lalu itu
mengalami kerugian kurang
jenis investasinya hingga mengalami kerugian lebih 6,7 triliun rupiah. Itu
Rp 6,7 triliun rupiah dan tidak mendapat perhatian perjalanannya yang kita lihat.
dari Bank Indonesia pada masa itu. Ini borok awal bagi Jiwasraya,”
ucap Supratman.
Politisi Fraksi Partai Gerindra
ini juga menyampaikan
isa dikatakan dimulai dengan mencairkan bahwa ada ketidakadilan yang
Indonesia harus deposito valas, ketika kurs dialami oleh sesama industri
berduka saat ini. rupiah mengalami terjun bebas jasa keuangan pada masa itu.
Sebab Jiwasraya dari Rp 2.300 rupiah per 1 US Ketika industri jasa keuangan
Bmerupakan salah satu Dollar (USD) menjadi Rp 16.000 mengalami kejatuhan,
pelopor perusahaan asuransi rupiah per 1 USD. yang mendapatkan bailout
jiwa pertama yang menandai dari pemerintah hanyalah
kelahiran industri asuransi industri sektor Perbankan
jiwa dan telah berdiri sejak saja. Sementara industri
31 Desember 1859 di masa asuransi, ia sampaikan
penjajahan Belanda. Nama PT. tidak sama sekali mendapat
Asuransi Jiwasraya (Persero)
sendiri digunakan mulai sejak Anggota Komisi VI DPR RI
23 Maret 1973. Supratman Andi Agtas. Foto: Arief/Man
Bisnis model asuransi jiwa
tersebut sebenarnya cukup
menjanjikan dan berjalan lancar
sebelum krisis moneter menerpa
di tahun 1998. Para pengamat
melihat, usai krisis moneter
menerpa, Jiwasraya kemudian
telah mengambil langkah
korporasi yang salah. Kemudian
setelahnya gelombang masalah
datang bermunculan seolah
tanpa henti.
Anggota Komisi VI DPR
RI Supratman Andi Agtas
menjelaskan bahwa
awal mula badai
menerpa Jiwasraya
bermula ketika
direksi Jiwasraya
pada masa itu
mulai mengubah
jenis investasi
mereka yang
14 PARLEMENTARIA EDISI 181 TH. 2020