Page 15 - MAJALAH 150
P. 15
melayani masyarakat. mereka. Menurutnya, Pancasila
“Harus kita akui, persoalan tidak akan membumi jika masih
terutama dewasa ini, yakni sila “Terus terang ada ketimpangan di antara
ke-lima yang berbunyi Keadilan saja, nilai-nilai sesama warga negara Indonesia.
Sosial bagi Seluruh Rakyat “Jadi penuhi hak-hak
Indonesia. Karena sebagian Pancasila selama masyarakat dan hak-hak
besar masyarakat menilai, ini ini tidak membumi ekonomi, sosial dan politik
adalah sila yang paling ‘sial’ di dikarenakan perilaku mereka dulu, baru kita berbicara
dalam Pancasila. Sebab, negara tentang Pancasila. Bisa jadi
sendiri belum bisa mewujudkan para perjabat- kesejahteraan dan kemakmuran
keadilan sosial bagi seluruh pejabat kita. itu harus berbarengan dengan
rakyatnya,” analisa Nasir. Jadi, sebenarnya upaya kita untuk menanamkan
Hal itu menurut Nasir nilai-nilai Pancasila dalam diri
terbukti dengan masih banyaknya masyarakat itu kita,” saran Nasir.
kesenjangan sosial ekonomi di ingin melihat Kedepannya, masih kata
masyarakat Indonesia. Hanya contoh, masyarakat Nasir, tantangan bangsa
segelintir orang menguasai aset Indonesia adalah menghadapi
secara nasional dengan jumlah itu ingin melihat perubahan jaman di era
yang cukup besar Akhirnya, keteladanan, seperti globalisasi. Saat ini, ideologi
sila pertama justru menjadi apa para pejabat Indonesia berada di tengah-
“Keuangan Yang Maha Kuasa”, tengah berbagai ideologi,
karena semua aspek kehidupan menerjemahkan bahkan paham-paham ekstrem
kini diatur dengan uang. Pancasila,” yang berpotensi menggantikan
Lebih lanjut, ia menjelaskan, posisi Pancasila.
pemerintah dan penyelenggara Untuk itu, menurutnya
negara dituntut untuk bisa tugas terbesar UKP-PIP adalah
menerjemahkan esensi sebagai aliran sungai. Jika aliran mempertahankan nilai-nilai
Pancasila sebagai etika dalam hulu bersih, maka hilirnya juga Pancasila di era banyaknya paham
berkehidupan berbangsa secara akan bersih. Sebaliknya, jika air atau ideologi dari luar, mulai
integral di tengah-tengah di hulu menjadi tercemar, maka dari sosialisme, kapitalisme,
masyarakat. Dimulai dari aspek air di hilir juga kotor. Sama marxisme, komunisme dan
terkecil, misalnya terkait sila halnya dengan Pancasila, andai sebagainya. Negara tentu tidak
pertama, dengan sikap adil setiap penyelenggara negara bisa menghentikan waktu atau
ketika warga mengurus KTP, sudah memberikan teladan, lari dari perubahan itu, tetapi
KK, SKCK, maupun kebutuhan pasti masyarakat akan mengikuti negara mampu mengendalikan
administrasi lainnya. Harus dengan sendirinya. dan mengarahkan.
benar-benar ada pengamalan Politisi dapil Aceh itu “Jadi, Pancasila sangat
Pancasila dalam pelayanannya. menegaskan, yang terpenting dari penting dalam mengendalikan
“Jadi masyarakat itu melihat Pancasila adalah penghayatan dan mengarahkan perubahan
tindakan, bukan teori-teori lagi. dan pengamalannya dari tingkat sehingga bangsa Indonesia
Masyarakat sudah jenuh dijejali pusat hingga ke pemerintah tetap menjadi bangsa yang
dengan berbagai teori. Dalam daerah. Sebab, kalau realitanya berketuhanan, bangsa yang
kenyataannya mereka juga tidak masih banyak rakyat yang religius dan bangsa yang
mendapatkan apa-apa,” imbuh kurang mampu, termasuk masih menghargai keyakinan agama
Nasir. adanya orang tua yang kesulitan masing-masing penduduknya,”
Pancasila Bak Aliran menyekolahkan anaknya, maka tutup politisi yang akrab
Sungai teori tentang Pancasila hanya dipanggil NJ itu. n (sf,ann)
Nasir mengibaratkan, Pancasila sesuatu yang absurd bagi
Edisi : 150 TH. XLVII 2017 n PARLEMENTARIA | 15