Page 16 - MAJALAH 150
P. 16
LAPORAN UTAMA
Pancasila adalah Titik Temu, dan Agama?
Bagaimana hubungan Pancasila
Pancasila dan agama itu tidak bisa
Titik Pijak, dan Titik Tuju dibandingkan, karena memang posisinya
tidak sama. Tetapi Pancasila tidak
bertentangan dengan agama. Ibaratnya,
agama itu menara yang menjulang tinggi
ke langit. Ada menara Islam, Kristen,
Indonesia adalah negara majemuk. Dengan beragamnya
agama, ras, adat dan budaya, maka hierarki sosial ini Hindu, Buddha, dan di setiap menara
tidak akan bisa disatukan kecuali memiliki penyebut yang ini ada penghuninya masing-masing.
sama. Ibarat bilangan pecahan, suatu bilangan tidak bisa Supaya penghuni antar menara ini bisa
saling berhubungan satu sama lain, apa
dijumlahkan jika tidak memiliki bilangan penyebut yang yang harus kita lakukan? Antar menara
sama. Dengan demikian, Indonesia harus memiliki nilai-nilai itu harus dibuat jembatan penghubung
bersama yang dapat menyatukan keberagaman tersebut, antar perbedaan dalam kehidupan
yakni Pancasila. negara. Inilah yang disebut dengan
Pancasila.
Selama ini, kita sering salah
menafsirkan, seolah-olah Pancasila
dealnya Pancasila sebagai the untuk bangsa ini. Tetapi di masa menggantikan agama. Akibatnya, kita
way of life seharusnya menjadi reformasi, Pancasila mengalami kehilangan orientasi dan pegangan
Ipedoman dalam bernegara. Tetapi, pemudaran. Pancasila tidak lagi dijadikan dasar hidup bersama. Sehingga hadirnya
seiring berjalannya waktu, bangsa pelajaran wajib di sekolah selama 20 UKP-PIP ini untuk mengembalikan
Indonesia tumbuh menjadi bangsa tahun terakhir. Nilai-nilai Pancasila tidak nilai-nilai Pancasila. Bahwa semua orang
yang terfragmentasi. Hal ini terlihat dari menjadi poin utama para penyelenggara harus punya kesempatan hidup bersama
meningkatnya kasus-kasus intoleran negara, bahkan pidato-pidato pejabat di ruang publik.
di tengah multikulturalisme. Sisi lain, negara sepertinya ragu dan canggung
perilaku penyelenggara negara dinilai menyebut Pancasila, karena takut Lalu, bagaimana Anda
tidak memiliki koherensi satu sama lain diasosiasikan dengan elemen pendukung menggambarkan Pancasila?
karena tidak didasarkan pada titik pijak masa lalu. Pertama, Pancasila sebagai titik
dan pandangan yang sama. Akibatnya, Pancasila jarang menjadi temu. Semua hanya melihat segala
Dengan dikeluarkannya Peraturan rujukan di ruang publik. Sirnanya sesuatu dari sudut bayangannya
Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Pancasila di ruang publik, berimplikasi masing-masing. Seperti, cermin yang
pembentukan Unit Kerja Presiden pada kehilangan pedoman moral hidup jatuh, pecah berkeping-keping. Setiap
Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP- bersama. Satu-satunya pasokan moral orang mengambil pecahan dan melihat
PIP), diharapkan dapat mengembalikan pada dunia pendidikan dan politik ialah Indonesia itu dari bayangan dirinya
nilai-nilai Pancasila yang telah memudar. tata nilai keagamaan. saja. Semestinya pecahan-pecahan ini
Untuk mengetahui tujuan dibentuknya Di dunia pendidikan, anak-anak disatukan, sehingga bisa terlihat segala
UKP-PIP secara komprehensif, dididik berdasarkan moral partikularitas kemajemukan yang ada.
Parlementaria berkesempatan agama masing-masing. Sehingga, mereka Kedua, Pancasila sebagai dasar
mewawancarai Ketua UKP-PIP Yudi tidak diperkenalkan pada ajaran hidup filsafat negara merupakan titik pijak
Latif di Kantor Sekretariat Negara, bersama, hanya mendengar satu pasokan bersama. Dalam rumah ke-Indonesia-an
Jakarta, baru-baru ini. Berikut petikan nilai saja. Mereka tidak diajarkan, bahwa ini, segala bentuk perundang-undangan
wawancaranya: kita boleh menjadi orang Islam yang dan kebijakan harus didasarkan pada
baik, Kristen yang baik, Hindu yang Pancasila.
Menurut anda, apa yang menjadi baik, tetapi disaat yang sama bisa hidup Ketiga, sebenarnya arah kita ke
urgensi pembentukan UKP – PIP ? berdampingan dengan negara. Nah, itu depan sudah dipetakan oleh Pancasila.
Pancasila sedemikian pentingnya kan penyambungnya Pancasila. Tetapi, selama ini, banyak kebijakan
16 | PARLEMENTARIA n Edisi : 150 TH. XLVII 2017