Page 7 - MAJALAH 150
P. 7

“Pancasila  merupakan  suatu  tidak bisa ditawar-tawar. Langkah   Momentum lahirnya
              fondasi. Menurut saya, “Pancasila   ini agar penghayatan Pancasila,
              adalah sesuatu yang tidak dimiliki   dan solusi utama untuk kembali   Unit Kerja Presiden
              oleh negara ataupun bangsa lain,   meletakkan nilai-nilai luhur Pancasila.   Pembinaan Ideologi
              sepanjang dalam proses penghayatan,   Jika penghayatan Pancasila sudah   Pancasila (UKP-PIP),
              pengamalan dan proses menjaga    tersemat di hati masing-masing, maka
              nilai-nilai luhurnya itu, benar-benar   kemudian dapat diamalkan. Rencana   diharapkan dapat
              kita jaga bersama-sama. Pancasila   untuk menghadirkan Pendidikan   mengembalikan nilai-
              bukan lahir jangka waktu pendek,   Pancasila pun didorong.            nilai Pancasila yang
              tapi hasil dari proses persamaan    “Penghayatan Pancasila ini harus
              senasib seperjuangan pada saat kita   ditumbuhkan  kembali,  sehingga   telah memudar.
              dijajah Belanda, selama dua setengah   jati diri bangsa itu hadir pada
              abad,” kata Taufik.              generasi muda Indonesia. Makanya   kedua, yakni konsep “Kemanusiaan
                 Namun kata Taufik, tantangan   menyangkut  masalah  penguatan  yang Adil dan Beradab” dalam
              Indonesia  pun  semakin  berat,  karakter ini yang harus dilakukan   melayani masyarakat.
              dengan hadirnya kemajuan teknologi   adalah  hadirnya  Pendidikan    Momentum lahirnya Unit Kerja
              informasi yang sangat dahsyat.   Pancasila. Bahkan, saya sudah minta   Presiden  Pembinaan  Ideologi
              Kecepatan penyebaran informasi,   kepada Menteri Pendidikan dan   Pancasila (UKP-PIP), diharapkan
              bisa berdampak positif, namun di   Kebudayaan, khususnya saat dijabat   dapat  mengembalikan  nilai-nilai
              sisi lain juga bisa menjadi bumerang.   oleh Anies Baswedan saat itu, sudah   Pancasila yang telah memudar. Ketua
              Apalagi dengan hadirnya media    kita disepakati agar Pendidikan   UKP-PIP Yudi Latif  mengatakan, di
              sosial,  menurut  Taufik,  suatu  Pancasila itu kembali hadir,” jelas   masa reformasi, Pancasila mengalami
              informasi bisa tersebar ke seluruh   Sutan.                       pemudaran. Pancasila tidak  lagi
              dunia dengan mudah.                 Anggota Komisi III DPR RI     dijadikan pelajaran wajib di sekolah
                 Di  lain  kesempatan,  Wakil  Muhammad Nasir Djamil menilai    selama 20 tahun terakhir.
              Ketua Komisi I DPR RI Tubagus    kurangnya    penghayatan   dan      “Nilai-nilai Pancasila tidak menjadi
              Hasanuddin menilai, penghayatan   pengamalan nilai Pancasila bukan saja   poin  utama  para  penyelenggara
              dan pengamalan Pancasila di tengah   di lingkungan masyarakat, tetapi juga   negara, bahkan pidato-pidato pejabat
              masyarakat saat ini hampir terlupakan.   di lingkungan pejabat. “Terus terang   negara sepertinya ragu dan canggung
              Ia menegaskan, seluruh lapisan   saja, nilai-nilai Pancasila selama   menyebut  Pancasila,  karena  takut
              masyarakat harus kembali pada nilai-  ini  tidak  membumi  dikarenakan   diasosiasikan  dengan  elemen
              nilai Pancasila. Penghayatan dan   perilaku para pejabat-pejabat kita.   pendukung masa lalu. Akibatnya,
              pengamalan  Pancasila  itu  muncul   Jadi, sebenarnya masyarakat itu ingin   Pancasila jarang menjadi rujukan
              keteladanan dari para pemimpin.  melihat contoh, masyarakat itu ingin   di ruang publik. Sirnanya Pancasila
                 “Saya kira, andaikan Pancasila itu   melihat keteladanan, seperti apa para   di ruang publik, berimplikasi pada
              dipegang dengan teguh, maka saya   pejabat menerjemahkan Pancasila,”   kehilangan pedoman moral hidup
              yakin kasus-kasus  seperti intoleransi,   ungkap Nasir.           bersama.  Satu-satunya  pasokan
              radikalisme, dan kasus lainnya      Nasir  berpandangan,  Pancasila   moral pada dunia pendidikan dan
              itu mungkin tidak akan mempan    adalah tentang keteladanan dalam   politik ialah tata nilai keagamaan,”
              merobohkan persatuan dan kesatuan   hidup berbangsa dan bernegara.   jelas Yudi.
              yang utuh dan kuat. Pluralisme akan   Sehingga setiap bulir-bulir yang   Untuk  membahas  hal  itu,
              tetap berdiri tegak. Tapi, hal itu   terkandung di dalamnya harus   Laporan  Utama   Parlementaria
              tetap menjadi pekerjaan rumah dan   dimaknai dan diamalkan. Seperti,   Majalah Parlementaria edisi 150 kali
              tantangan kita ke depannya,” katanya.  menerjemahkan  sila  pertama,  ini mengambil tema ‘Membumikan
                 Sementara itu, Wakil Ketua    Ketuhanan   yang   Maha    Esa,  Pancasila,  Menjaga  Indonesia’.
              Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra   yakni konsep Ketuhanan dalam   Diharapkan,  artikel-artikel  ini
              menegaskan Pendidikan Pancasila   penyelenggaraan pemerintahan dan   dapat membuka wawasan baru bagi
              kepada generasi merupakan hal yang   bagaimana  menerjemahkan  sila  pembaca. Selamat membaca! n(tim laput)


                                                                                                             |  7
                                                                                Edisi : 150 TH. XLVII 2017 n PARLEMENTARIA   |  7
                                                                                Edisi : 150 TH. XLVII 2017 n PARLEMENTARIA
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12