Page 8 - MAJALAH 150
P. 8
LAPORAN UTAMA
Pancasila fondasi Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Gugusan
pulau sambung menyambung itu merupakan untaian kemajemukan dalam bingkai negara
kesatuan. Puluhan provinsi, ratusan suku, ribuan bahasa, dan belasan ribu pulau menghiasi
kemajemukan Tanah Air. Semuanya hidup selaras dalam balutan Bhineka Tunggal Ika, yang
melihat kemajemukan bukan sebagai alasan untuk bercerai-berai. Pancasila sebagai dasar
negara, merupakan ideologi yang harus dihayati dan diamalkan.
akil Ketua DPR RI Taufik “Nah ini menjadi proses yang pada sila kelima, ‘Keadilan Sosial Bagi
Kurniawan menjelaskan, sangat lama, sehingga para Founding Seluruh Rakyat Indonesia’,” jelas
WPancasila telah menjalani Fathers menyusun Pancasila, karena Taufik.
sejarah panjang dalam proses suatu kebutuhan, suatu keperluan
pembentukannya. Pancasila merupakan didasarkan pada persamaan senasib Tantangan Era Teknologi Masa
Konsensus Nasional, sehingga pada seperjuangan. Jadi kalau sekarang Kini
saat dirumuskan, Pancasila sudah kita memperdebatkan Pancasila Taufik mengatakan, jika seluruh
melalui pembahasan berbagai elemen untuk membahas nilai-nilai Pancasila sila dalam Pancasila belum terwujud,
bangsa baik dari tokoh agama, tokoh lagi, itu sudah tidak perlu. Itu sudah tentunya ini tantangan dan pekerjaan
politik, tokoh masyarakat, dan tokoh jelas keutuhannya, kesaktiannya, rumah yang harus diselesaikan bersama.
lainnya. Pancasila bak fondasi Negara kebutuhannya. Kita tinggal menjaga Tantangan itu pun semakin berat,
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). dan melestarikan nilai-nilai Pancasila,” dengan hadirnya kemajuan teknologi
“Pancasila merupakan suatu tegas Taufik. informasi yang sangat dahsyat.
fondasi. Menurut saya, Pancasila adalah Politisi F-PAN itu mengingatkan, Kecepatan penyebaran informasi, bisa
sesuatu yang tidak dimiliki oleh negara saat ini masyarakat Indonesia hanya berdampak positif, namun di sisi lain
ataupun bangsa lain, sepanjang dalam perlu menjaga nilai-nilai kehidupan juga bisa menjadi bumerang. Apalagi
proses penghayatan, pengamalan dan yang sesuai dengan yang tersirat atau dengan hadirnya media sosial, menurut
proses menjaga nilai-nilai luhurnya tersurat di dalam sila-sila Pancasila. Taufik, suatu informasi bisa tersebar ke
itu, benar-benar kita jaga bersama- Misalnya sila pertama, ‘Ketuhanan Yang seluruh dunia dengan mudah.
sama. Pancasila bukan lahir jangka Maha Esa’, berarti di negara dan bangsa “Ini yang menurut saya kedepan
waktu pendek, tapi hasil dari proses ini semuanya harus berketuhanan yang perlu adanya semacam Undang-undang
persamaan senasib seperjuangan Maha Esa. Negara Indonesia juga atau regulasi yang tegas, bisa mengikat
pada saat kita dijajah Belanda, selama dibangun bukan berdasarkan negara kita semua, dan membatasi kita
dua setengah abad,” kata Taufik, saat agama, tetapi dasar kesatuannya adalah terhadap kemajuan teknologi informasi
ditemui Parlementaria, baru-baru ini. tetap menempatkan kepercayaan itu yang sekarang berkembang bebas
Taufik menjabarkan, Pancasila kepada Tuhan yang Maha Esa. tanpa batas. Jangan sampai orang
merupakan hasil dari proses “Kemudian sila kedua, bebas, tetapi juga harus menghormati
pembelajaran, dimana dulu ‘Kemanusiaan Yang Adil Dan dan menghargai hak bebas orang lain,
Indonesia terdiri dari berbagai Beradab”. Sila ini terkait bagaimana artinya bebas yang bertanggung jawab,”
macam kerajaan-kerajaan Nusantara penyelenggara menjaga dan jelas Wakil Ketua Koordinator Bidang
yang saling berkompetisi dan saling memberikan aspek keadilan, dan aspek Ekonomi dan Keuangan itu.
memperebutkan pengaruh. Sehingga yang betul-betul tidak boleh memihak Mudahnya akses kepada teknologi
pemikirannya hanya bersifat regional salah satu kelompok atau perorangan, informasi, bahkan oleh anak-anak
atau kedaerahan, yang belum bersatu harus berlaku seluruh masyarakat dikhawatirkan akan berdampak sangat
melawan penjajah datang. secara nasional, hingga tercapai tujuan serius. Apalagi, isu-isu radikalisme dan
8 | PARLEMENTARIA n Edisi : 150 TH. XLVII 2017