Page 42 - MAJALAH 116
P. 42
sebatas penyamaan persepsi dan halhal pernah lelah untuk berjuang. Baginya memajukan bangsa dan negara,” tegas
teknis lain seperti bagaimana cara me perjuangan tidak hanya bisa dilakukan Sumarjati.
mimpin dan berbicara. Kepada tenaga dalam sebuah sistem, di luar sistem pun
ahli sekalipun, anggota dewan tidak se demi niat dan tekad yang tulus untuk Alhasil, Sumarjati berharap agar ang
harusnya menyerahkan seutuhnya tugas bangsa semua itu dapat dilakukannya. gota legislatif periode mendatang dapat
dan tanggung jawabnya. Menurutnya, menjalankan tugas dan fungsi serta
anggota dewan harus tetap memberikan “Dari dulu pun sebelum jadi anggota amanah rakyat yang diembannya de
arahan kepada tenaga ahli (TA) nya apa DPR saya sudah aktif di Yayasan Kanker ngan baik. Di sisi lain, dengan segala
yang harus dibuat atau apa yang harus Indonesia, saya pernah menjabat sebagai kemampuan, dan pengalaman yang di
dikerjakan dari tugastugasnya tersebut. kepala BKKBN (Badan Kependudukan miliki Sumarjati bak seorang “bintang”,
Disinilah tetap diperlukannya intelektu dan Keluarga Berencana Nasional). Se diharapkan “bintang” itu akan terus
alitas dan kemampuan berfikir dari ang lain itu saya juga lama di Depkes (seka bersinar di luar gedung parlemen. Dan
gota dewan dalam memberikan arahan rang Kemenkesred), pernah juga men sebaliknya harapan seluruh masyara
kepada TA nya tersebut. jabat Dirjen di Depsos. Sejak muda saya kat Indonesia, agar di masa mendatang
aktif di Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan muncul “bintangbintang” lainnya yang
Meski periode mendatang ia tak lagi Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, dapat menyinari Gedung Parlemen ini le
dapat berkiprah dan berjuang di gedung Yayasan TBC, dan lainlain. Berdasar wat karya dan bhaktinya kepada bangsa
parlemen, namun ia meyakini bahwa kan pengalamanpengalaman tersebut, Indonesia. (Ayu)
demi bangsa dan negara ia tak akan tentu ke depan saya akan terus berjuang
Ahmad Yani
BERSYUKUR TIDAK TERPILIH LAGI
SEBAGAI ANGGOTA DPR
Pernyataan mengejutkan diutarakan Bahkan pada pemilu tahun 1971 Ah
salah satu ‘Bintang Senayan” Ahmad mad Yani kecil yang masih berumur 9 ta
Yani dari Fraksi Persatuan Pembangunan hun diajak oleh ayahnya. Rumahnya pun
(FPP) DPRRI. “Saya bersyukur tidak ter dijadikan Posko Persaudaraan Muslimin
pilih lagi. Alhamdulillah saya tidak ter Indonesia (Permusi), hingga akhirnya
pilih lagi karena saya tidak mau mengi bergabung ke Partai Persatuan Pemba
kuti tawarantawaran money politic itu,” ngunan (PPP).
ungkap Yani, panggilan akrab vokalis
DPR kepada Perlementaria. Sewaktu Sekolah Menengah Tingkat
Atas, dia sudah terbiasa ikut kampanye
Lebih jauh diungkapkan, dirinya tidak karena keluarganya merupakan bagian
ingin masuk ke DPR dengan mengha dari keluarga besar PPP di Palembang.
lalkan segala cara. Apalagi dirinya dari Ia melanjutkan pendidikan kuliah di Ja
partai Islam yaitu PPP. “Saya ditawarkan karta, dan aktif di Himpunan Mahasiswa
sejak awal dengan transaksi beli suara. Islam (HMI). “Saya merintis karir politik
Itu yang saya tolak, bahkan saya lapor di HMI dari jenjang Pengurus Komisariat,
kan ke polisi, akibatnya mereka dendam Pengurus Cabang, hingga Pengurus Be
dan mereka buang suara saya,” katanya. sar HMI dan ikut pertarungan politik ter
kait masalah azas tunggal. Karena pada
Menurutnya, kalau berfikir pragmatis yang sering dijuluki Koboy Senayan ini. rezim orde baru memaksakan azas tung
untuk apa kampanye, ikuti saja kemauan gal, saya termasuk orang yang menolak.
mereka. Harga yang ditawarkan murah, Mengisahkan perjalanannya hingga Bukan menolak Pancasilanya tapi meno
1 suara dengan harga Rp.30.000 saja. masuk ke Senayan, cukup panjang dan lak penerapan tunggalnya itu,” katanya.
“Jadi kalau butuh suara 200 ribu maka berliku. Sejak dari kecil Ahmad Yani didi
hanya membutuhkan tidak sampai 1 mil dik dari keluarga salah satu pendiri Mu Baru menjelang 2007, pasca Muk
yar. Tapi bagaimana saya masuk ke DPR hammadiayah di Palembang. Menurut tamar PPP di Ancol, dia diminta untuk
dengan caracara yang bertentangan penjelasannya Muhammadiyah pertama ikut masuk bergabung di PPP kemudian
dengan hati saya. Caracara yang tidak berdiri di kampung halamannya di desa dipercaya sebagai pengurus kemudian
hak dan bathil. “Saya lebih bangga tidak Ulak Paceh Musi Banyuasin, Sumatera ditunjuk sebagai ketua lembaga bantuan
terpilih tapi saya punya harga diri dan Selatan, sehingga sejak kecil dia terbiasa Hukum DPP PPP. Kemudian alhamdulil
punya martabat,” kilah anggota Dewan dengan halhal yang bersifat politik. lah pada pemilu tahun 2009 dipercaya
42 PARLEMENTARIA EDISI 116 TH. XLIV, 2014