Page 46 - MAJALAH 116
P. 46

Erik Satrya Wardhana

            FUNGSI DPR HARUS DIREVITALISASI



           Menjadi seorang legislator itu diha­                                Erik mengaku tidak pesimis. Ia  per­
          dapkan pada sebuah pilihan, mau bekerja                            caya suatu saat masyarakat kita akan
          sungguh­sungguh atau bekerja dengan                                masuk dalam pola yang seperti itu. Ma­
          tidak sungguh­sungguh. Jika  bekerja                               syarakat semakin cerdas dan  ekonomi
          dengan sungguh­sungguh,  waktu 24 jam                              makin membaik sehingga money politic
          itu tidak cukup.                                                   sudah tidak berlaku lagi, sehingga ma­
                                                                             syarakat sudah resisten terhadap hal itu.
           DPR memberikan ruang bagi setiap
          anggotanya untuk memilih,  apapun pili­                              “Saya percaya insyaallah satu atau dua
          hannya bisa saja, tergantung dari ang­                             periode ke depan akan membaik sehing­
          gotanya masing­masing.                                             ga merit sistem dalam mekanisme de­
                                                                             mokrasi itu juga bisa terjadi,” tegasnya.
           Jika semua anggota dalam satu  komi­
          si  bekerja  dengan sungguh­sungguh                                  Untuk kemajuan DPR kedepan, Erik
          pun, belum tentu seluruh permasala­                                menyarankan harus ada revitalisasi fung­
          han dalam lingkup komisi tersebut  bisa                            si DPR sebagai fungsi anggaran,  fungsi
          terselesaikan semua.                                               legislasi maupun fungsi pengawasan.
                                           baik­baik itu berita, orang akan berlom­  Terutama fungsi legislasi dan fungsi
           Titik ekstrimnya, kalaupun semua   ba­lomba memberitakan hal yang baik­  anggaran yang  dilembagakan dalam
          anggota dalam satu komisi tidak bekerja   baik,” ujarnya.          Badan Anggaran dan Badan Legislasi,
          atau hanya melaksanakan rutinitas, mi­                             menurutnya sesuatu hal yang mubajir.
          salnya hanya melaksanakan tugas leg­  Menurutnya, apa yang dikerjakan tidak
          islasi membentuk Undang­Undang saja,   berbanding lurus dengan apresiasi, ber­  Tidak perlu ada lagi Badan Anggaran
          tanpa melakukan fungsi pengawasan,   beda dengan bekerja di pemerintahan   dan Badan Legislasi, cukup ad hoc saja.
          pemerintahan tetap berjalan. Tapi bukan   atau  swasta. Jika  kita bekerja baik atau   Dan Fungsi DPR yang berada di garis
          berarti kemudian DPR tidak diperlukan.  dengan prestasi baik akan mendapatkan     terdepan adalah produksi dari fungsi
                                           apresiasi kemudian ada penghargaan,   pengawasan mulai dari Komisi I sampai
           Seorang anggota legislasi mau bekerja   ada peningkatan dan lain sebagainya,   dengan Komisi XI. Jika  perlu,  jumlah
          atau tidak bekerjapun bisa tidak ada ma­  tapi di DPR tidak begitu.  Komisi  diperbanyak dan jumlah anggo­
          salah. Bahkan, ada anggota DPR yang                                tanya sedikit.
          tidak pernah masuk atau jarang bekerja.   Ada politisi  yang bekerja serius 24 jam
          Tapi itulah uniknya DPR.         dengan prestasi yang bagus tapi malah   “Tapi nanti akan ada persoalan soal
                                           diapresiasi secara negatif oleh partainya     keterwakilan, misalnya fraksi yang jum­
           Kesan tersebut disampaikan Wakil   atau bahkan oleh masyarakat.   lah anggotanya kecil se perti Hanura,”
          Ketua Komisi VI DPR RI, Erik Satrya                                tukasnya sambil tertawa.
          Wardhana kepada Parlementaria.     “Banyak anggota DPR yang baik­baik
                                           saya kira yang kualitasnya bagus­bagus   Tapi intinya, tegas Erik, harus ada
           Namun Erik menyayangkan  yang ter­  yang tidak terpilih di pemilu berikutnya.   penajaman kegiatan atau fungsi masing­
          eks pose di luar itu hanya cerita­cerita   Padahal kalau masyarakat atau kita mau   masing komisi DPR. Selain itu yang ha­
          jelek saja. Mungkin karena rumus beri­  punya anggota DPR yang baik, sebetul­  rus betul­betul direvitalisasi adalah me­
          tanya seperti itu, kata Erik, Bad News is   nya bisa melalui merit sistem dengan   kanisme tenaga ahli  untuk perorangan
          Good News.                       cara demokrasi,” jelas politisi dari Fraksi   anggota maupun untuk Komisi.
                                           Partai Hati Nurani Rakyat (F­Hanura).
           Dirinya mengaku pernah belajar jur­                                  Dimana perekrutannya kalau perlu
          nalistik, bahwa berita adalah anjing   Merit sistem dalam mekanisme de­  diserahkan saja kepada lembaga yang
          menggigit anjing, jika  anjing menggigit   mokrasi adalah  media membantu mere­  lebih kompeten. Daripada diserahkan
          orang bukan berita. Berita baik bukan   kam jejak dan prestasi dari anggota legis­  kepada masing­masing anggota yang ak­
          berita, berita buruk baru berita.  latif  yang  disampaikan ke publik. Publik   hirnya ada kompromi­kompromi politik
                                           kemudian mengapresiasi, jika  prestasinya   yang secara  langsung mereduksi  kom­
           “Doktrin itu mungkin yang memang   bagus diapresiasi secara positif kemudian   petensinya itu. Karena  hal itu, menurut­
          salah kali ya, sehingga yang terekspose   lima tahun  bisa dipilih lagi. Jika  presta­  nya termasuk yang membuat fungsi  DPR
          di luar hanya berita­berita jelek. Saya   sinya negatif tidak dipilih lagi. Tapi hal itu   tidak bekerja secara efektif.
          kira kalau dulu doktrinnya berita yang   menurutnya  tidak terjadi.


          46 PARLEMENTARIA  EDISI 116 TH. XLIV, 2014
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51