Page 50 - MAJALAH 116
P. 50

OPINI


















                                       Oleh: Prof. Dr. phil. Poltak Partogi Nainggolan, MA*


           Dalam perspektif In-                       Secara akademik, Guil-  membuat kebijakan dan mengambil
          donesia yang berbeda                       lermo O’Donnell (2004)  keputusan. Dengan kata lain, ketika
          perkembangan  sejarah                      menjelaskan demokrasi  mengambil keputusan mereka ha-
          politik dan demokrasi                      perwakilan selalu memi-  rus mengikuti harapan para kons-
          dengan Barat, fungsi per-                  liki karaterikstik akunt-  tituen mereka.
          wakilan dapat dipisahkan                   abilitas vertikal. Akunta-
          pelaksanaannya dari keti-                  bilitas publik semacam ini   Namun, terlepas dari dapat atau ti-
          ga fungsi parlemen yang                    berlaku bagi para politisi  daknya dipenuhinya syarat dari dan
          sudah dikenal selama                       yang mengklaim dirinya  dijalankannya fungsi representasi
          ini, yakni legislasi, bud-                 sebagai wakil rakyat.  ini, sejak pemilu pertama yang be-
          get (anggaran), dan pe­                    Akuntabilitas vertikal ek-  bas dan demokratis di tahun 1955,
          ngawasan? Jawabannya,                      sis di negara demokrasi  parlemen Indonesia, sudah diberi
          tentu tidak harus demikian. Sebab,  yang minimal mempunyai mekanis-  nama sebagai Dewan Perwakilan
          dalam konteks politik dan demokra-  me pemungutan suara secara luas.  Rakyat (DPR). Ini memperlihatkan
          si Indonesia, ketiga fungsi itu bisa  Karater lainnya adalah tersedianya  telah dikedepankannya fungsi per-
          bersifat saling melengkapi, meng-  peluang besar bagi partisipasi pu-  wakilan (representasi) dalam sistem
          ingat dalam implementasi fungsi  blik. Sedangkan Miriam Budiardjo  politik dan demokrasi Indonesia se-
          representasi harus pula terlaksana  (2000)  mengaitkan  representasi  jak negara ini masih berusia muda.
          secara baik dan optimal fungsi legis-  politik (political representation) itu  Bahkan, sesungguhnya, pemakaian
          lasi, anggaran, dan pengawasan. Se-  dengan kemampuan dan kewajiban  terminologi fungsi perwakilan (re­
          baliknya, jika harus terpisah imple-  para anggota parlemen terpilih un-  presentasi) ini telah dikenal jauh
          mentasinya, belum tentu ia dapat  tuk  bertindak  atas  nama  rakyat.  lebih awal, sebelum kemerdekaan
          diterapkan sepenuhnya di Indone-  Hal ini menjadi penting untuk bisa  negara ini diproklamasikan. Sebab,
          sia, mengingat banyak pertanyaan  mereduksi efek sistem pemilu per-  dalam dasar negara, Pancasila, Sila
          atau persyaratan lainnya yang harus  wakilan berimbang, sehingga para  ke-4, disebutkan secara jelas, yakni
          dijawab dan dipenuhi dan dijalank-  anggota parlemen terpilih tetap
          an, yakni apakah anggota DPRRI  loyal kepada rakyat pemilih (konsti­
          bersedia sepenuhnya dikontrol oleh  tuen) di dapil (konstituensi) mereka.
          konstituen mereka? Maukah me-
          reka bersikap terbuka sepenuhnya   Secara harfiah, demokrasi per-
          kepada konstituen pemilih mereka?  wakilan  (representative demo-
          Maukah mereka membuka laporan  cracy) dimaknakan dengan rakyat
          pembayaran pajak mereka? Semua  yang memilih wakil mereka untuk
          pertanyaan ini harus dapat dipa-  membuat keputusan bagi mereka
          hami dalam konteks implementasi  melalui rapat-rapat di parlemen. Se-
          demokrasi sepenuhnya, apalagi  bagai konsekuensinya, demokrasi
          dalam situasi demokrasi yang sudah  perwakilan dan fungsi representasi
          terkonsolidasikan (consolidated de-  membutuhkan hadirnya akuntabili-
          mocracy). Jadi, karena itulah, fungsi  tas, sehingga para wakil rakyat ha-
          representasi ini harus  dimaknai  rus memiliki akuntabilitas terhadap
          dalam kebutuhan kontekstual Indo-  rakyat yang telah memilih di kons-
          nesia, sesuai dengan perkembangan  tituen mereka masing-masing. Se-
          yang dapat kita capai sejauh ini. Se-  hingga, mereka harus mempertim-
          bab, jika tidak, ia hanya tinggal kon-  bangkan berbagai opini publik yang
          sep (yang bagus) belaka, tanpa bisa  ada yang berasal dari para konsti-
          diterapkan secara konsisten.     tuen pemilih mereka ketika mereka


          50 PARLEMENTARIA  EDISI 116 TH. XLIV, 2014
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55