Page 69 - MAJALAH 81
P. 69

SOROTAN




            SDM nya, sehingga tidak akan terjadi
            kekurangan tenaga profesional karena
            banyaknya  pegawai  yang  memasuki
            usia pensiun. PT. KAI juga dapat me-
            ngundang  tenaga-tenaga  profesional
            dari luar untuk meningkatkan kemam-
            puan SDM yang ada.
                Sejauh ini, katanya, Panja Perkere-
            taapian  telah  mendekati  kesimpulan
            dan  akan  memberikan  rekomendasi
            kepada  pemerintah  dalam  rangka
            pembinaan kereta api di Indonesia se-
            bagai salah satu moda transportasi.
                Dalam  hal  ini,  harus  ada  pem-
            binaan  secara  umum,  regulator  ha-
            rus  berpijak  berdasarkan  UU,  ope-
            rator  dengan  regulator  harus  jelas
            memenuhi  syarat  UU.  Kalau  UU  nya
            sudah  dilaksanakan  dengan  baik,
            harapan-harapan  masyarakat  ter-
            hadap  permasalahan-permasalahan
            yang dihadapi sekarang  akan bisa dia-
            tasi. Jadi harus ada pemahaman betul
            pelaksanaan  dari  UU.  “Kalau  semua   (Gb. polri.go.id/internet)
            berpegang pada UU harapan masyara-  pengembangan  Perkeretaapian  Nasi-  Beberapa inovasi dengan angku-
            kat akan bisa terpenuhi,” tambahnya.     onal  di  masa  mendatang,  khususnya   tan penumpang kelas bisnis dan ekse-
                Untuk  memajukan  perkeretaa-  terkait dengan manajemen penyeleng-  kutif serta beberapa segmen angkutan
            pian  nasional  sesuai  dengan  harapan   garaan Perkeretaapian di Indonesia.   barang di Jawa dan Sumatera, walau-
            masyarakat, Muhidin berharap UU No-                                  pun  sangat  potensial,  ternyata  tidak
            mor  23 Tahun  2007  tentang  Perkere-  Perlunya Politik Kereta api  mampu  memberikan  nilai  ekonomi
            taapian  dapat  ditaati  semua.  UU  ini   Dalam  memberikan  masukan-  dan  daya  saing  yang  tinggi  kepada
            juga perlu sosialisasi lebih banyak, se-  nya,  Ketua  Tim  Teknis  Revitalisasi   perkeretaapian nasional.
            hingga semua orang akan tunduk pada   Perkeretaapian  Nasional,  Suyono  Di-  Sekurang-kurangnya ada dua in-
            Undang-undang ini.                kun  mengatakan,  kereta  api  saat  ini   dikator  yang  menjelaskan  fenomena
                Muhidin  menambahkan,  sejak   hampir-hampir  tidak  mempunyai  ko-  tersebut. Pertama adalah sumbangan
            Panja ini dibentuk telah melakukan se-  relasi  positif  dengan  perekonomian   perkeretaapian  nasional  yang  sangat
            rangkaian rapat dengan Dirjen Perkere-  nasional.                    kecil terhadap produk domestik bruto
            taapian  Kementerian  Perhubungan,    Selama  beberapa  dekade  di   dan yang ke dua adalah peran kereta
            Deputi Bidang Infrastruktur dan logis-  bawah  monopoli  negara,  kereta  api   api  yang  sangat  tidak  berarti  dalam
            tik  Kementerian  BUMN  dan  Direktur   lebih  dikonsentrasikan  kepada  sek-  angkutan  barang,  logistik  dan  distri-
            Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI).   tor  pelayanan  publik  yang  mendapat   busi nasional.
                Panja Pekeretaapian juga memin-  tugas  pemerintah  untuk  angkutan   Suyono  menambahkan,  dalam
            ta  berbagai  masukan  dari Tim Teknis   penumpang  dengan  subsidi.  Dan  se-  mobilitas  perekonomian  nasional,
            Revitalisasi  Perkeretaapian  Nasional   lama  beberapa  dekade,  kereta  api   dibandingkan dengan kereta api, sek-
            Suyono Dikun, Pengamat Perkeretaa-  beroperasi  sebagai  kendaraan  rakyat   tor jalan hampir mendominasi angku-
            pian Harris Fabillah dan Sekretaris Jen-  yang murah, cepat dan menjadi tulang   tan.  Dari  sekitar  hampir  tiga  persen
            deral Masyarakat Transportasi Indone-  punggung angkutan jarak jauh.  sumbangan  sektor  transportasi  ter-
            sia Ellen SW Tangkudung.              Menurut Suyono, tarif kereta api   hadap  Produk  Domestik  Bruto  (PDB)
                Menurut  Muhidin,  masukan-ma-  mendapat  subsidi,  dan  karena  itulah   nasional, sumbangan kereta api dapat
            sukan dari para pakar Perkeretaapian   kereta  api  bekerja  tanpa  mempunyai   dikatakan sangat tidak berarti,
            ini sebagai bahan dalam Rapat Kerja/  target keuntungan, bahkan seringkali   Selain  itu  pada  tahun  2005,  dari
            Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR   merugi  karena  banyak  penumpang   sekitar  2,4  milyar  total  perjalanan
            dengan  para  pemangku  kepentingan   yang tidak membeli tiket atau banyak   orang  dan  2,8  juta  ton  angkutan  ba-
            di bidang perkeretaapian  dalam upaya   kebocoran operasional di lapangan.   rang nasional, moda kereta api hanya






                                                                                                                                                                                                                                          1
             0                                                                                                                                                                                          | PARLEMENTARIA  |  Edisi 81 TH. XLII, 2011 |  1
                                                                                                                                                                                                                  ARIA |
                                                                                                                                                                                                                             TH. XLII, 201 |
                                                                                                                                                                                                        |
             0 | PARLEMENTARIA |  Edisi 81 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 81 TH. XLII, 2011 |
                                                                                                                                                                                                        P
                                                                                                                                                                                                                                       1

                                                                                                                                                                                                         ARLEMENT
                                                                                                                                                                                                                       Edisi 81
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74