Page 70 - MAJALAH 81
P. 70
Kondisi perawatan sarana sangat
terbatas disebabkan oleh keterba-
tasan pendanaan, sistem perawatan
yang kurang efisien, dukungan struk-
tur organisasi/kelembagaan sebagai
unit perawatan masih minim, pera-
latan dan teknologi SDM yang masih
terbatas, sistem pengoperasian dan
pemeliharaan yang kurang terpadu,
penggunaan berbagai teknologi yang
kurang didukung sistem pendidikan,
pelatihan dan industri perkeretaapian
maupun penyediaan materialnya.
Selain itu, sumber pendanaan
Pemerintah untuk pengembangan
dan investasi prasarana masih terba-
tas, sedangkan peran serta swasta dan
Pemda masih belum optimal. Tinggi-
nya tingkat kecelakaan KA terutama
akibat backlog pemeliharaan sarana
dan prasarana serta masih banyaknya
perlintasan sebidang dan rendahnya
disiplin pengguna jalan pada perlin-
(Gb. railpictures.net/internet) tasan tersebut.
menyumbang sekitar 7,32 persen dan minimnya peran swasta maupun Pem- Untuk menempatkan KA sebagai
0,67 persen masing-masing untuk da dalam hal pembangunan perkere- moda utama dalam sistem transpor-
pangsa pasar angkutan penumpang taapian Indonesia. tasi nasional dan tatanan transportasi
dan angkutan barang nasional. Masalah ini juga ditambah dengan wilayah dan sekaligus menjadi salah
Ketimpangan penggunaan moda kenyataan tidak adanya komunikasi satu pemeran penting dalam sistem
transportasi jalan dengan kereta api yang baik antara ke tiga pemangku ke- logistik dan distribusi nasional, perlu
menjadikan sistem transportasi nasi- pentingan utama Dirjen Perkeretaa- dilakukan revitalisasi di sektor perkere-
onal menjadi tidak efisien. Moda jalan pian sebagai regulator, Kementerian taapian.
selalu mendominasi angkutan barang BUMN sebagai wakil pemilik dan PT Program revitalisasi perkeretaa-
dan penumpang, padahal jaringan ja- Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai pian nasional sampai dengan tahun
lan nasional, khususnya jalan provinsi operator. 2020 diperkirakan akan membutuhkan
dan jalan kabupaten, selalu berada di Suyono menambahkan, secara investasi yang besar yakni sekitar Rp
dalam kondisi yang tidak mantap. lebih spesifik ada berbagai perma- 120 – Rp 150 triliun untuk infrastruktur,
Sementara itu, banyak ruas-ruas salahan dan tantangan yang masih serta sekitar Rp 30- Rp 50 triliun untuk
jalan lintas utama perekonomian juga akan dihadapi dalam pembangunan pengembangan sarananya.
selalu berada dalam kondisi tidak stabil perkeretaapian saat ini dan pada ta- Dalam hal ini, Pemerintah telah
akibat kerusakan, kemacetan dan ber- hun mendatang, diantaranya adalah meletakkan dasar hukum, kelem-
langsungnya secara menerus proyek- masih banyaknya kondisi prasarana bagaan dan peraturan untuk melibat-
proyek pemeliharaan dan rehabilitasi (rel, jembatan KA dan sistem persinya- kan investasi swasta di perkeretaapian.
jalan yang nampaknya berlangsung lan dan telekomunikasi KA) yang telah Diperkirakan dalam 10 tahun ke depan
sepanjang waktu. melampaui batas umur teknis serta investasi swasta hanya akan mencapai
Suyono mengatakan, secara terjadi backlog pemeliharaan prasa- 10%-20% dari investasi keseluruhan.
umum kendala utama angkutan kere- rana. Kedepannya, pemerintah tetap
ta api adalah terbatasnya jumlah ar- Menurunnya kualitas sarana ang- harus menanggung 80-90% kebutuhan
mada, kondisi sarana dan prasarana kutan perkeretaapian juga menjadi investasi dan dituntut untuk memiliki
perkeretaapian yang tidak handal permasalahan tersendiri karena seba- komitmen politik dan kesungguhan
karena backlog perawatan, peran dan gian besar telah melampaui umur tek- hati untuk membangun perkeretaa-
share angkutan kereta api yang masih nis serta kondisi perawatan tidak me- pian nasional.
rendah, kurangnya keterpaduan de- madai, sehingga banyak sarana yang Oleh karena itu, pemerintah ha-
ngan moda transportasi serta masih tidak operasi. rus secara sungguh-sungguh menga-
1
0 | PARLEMENTARIA | Edisi 81 TH. XLII, 2011 | 1
TH. XLII, 201 |
0 | PARLEMENTARIA | Edisi 81 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA | Edisi 81 TH. XLII, 2011 |
ARIA |
|
ARLEMENT
1
Edisi 81
P