Page 7 - MAJALAH 155
P. 7

melewati LTSP tersebut.          menggantikan   peran   Kedubes   migran. Pengiriman pekerja di sektor
                 Anggota Komisi IX DPR RI      Indonesia di negara yang belum ada   non formal masih dimoratorium.
              Okky Asokawati menuturkan, peran   atase tenaga kerjanya.            Pengiriman  pekerja   migran
              LTSP sangat strategis untuk menekan   Selama  ini,  peran  Kedubes  profesional sangat terkait dengan
              percaloan di balik rekrutmen calon   yang mestinya menjalankan fungsi   besarnya remitansi. Remitansi adalah
              pekerja migran. “Dengan LTSP  ini,   diplomatik  kerap  disibukkan  transfer uang yang dilakukan pekerja
              tak ada lagi calo-calo yang menghantui   dengan  urusan pekerja migran  yang   migran ke penerima di negara asalnya.
              para pekerja migran dalam mengurus   tersandung masalah di negara asing.   Data menyebutkan, remitansi pekerja
              kelengkapan administrasi sebelum   Dengan adanya atase, pekerja migran   Indonesia Rp 119 triliun per tahun,
              berangkat ke negara penempatan.   terfasilitasi  untuk  mengadukan  jauh di bawah Filipina yang mencapai
              LTSP ini sebagai alat kontrol, agar tak   masalah ketenagakerjaan. Begitulah   Rp 320 triliun. Padahal, pekerja
              ada lagi pengusaha nakal yang mencuri   UU memberi perhatian. Setelah pra   migran Indonesia jauh lebih banyak
              umur pekerja atau menjerumuskan   dan saat penempatan, perhatian   daripada Filipina. Ternyata, remitansi
              para pekerja ke dalam human      UU ini juga tertuju ke persoalan   yang rendah disebabkan Indonesia
              trafficking.”                    pascapenempatan. Bagaimana para   banyak mengirim pekerja non formal.
                 Bahkan, kini tak ada lagi pungutan   pekerja itu kembali ke Tanah Air   Berbeda  dengan  Filipina  yang
              apapun bagi calon pekerja yang ingin   dengan aman dan sejahtera.  justru  mengirim  para  pekerja
              mencari penghidupan ke negeri jiran.   Fahri menyatakan, ketika tak   profesionalnya ke luar negeri. Gaji
              Anggota Komisi IX DPR Irma Suryani   tersandung masalah, para pekerja   seorang profesional sangat tinggi.
              menjelaskan,  biaya  pendidikan,  migran itu dielu-elukan sebagai   Jadi mereka yang bergaji tinggi pasti
              peningkatan skill, dan asuransi pekerja   pahlawan  devisa sekaligus pahlawan   akan mengirim uang ke negerinya
              jadi urusan pemerintah. Sedangkan   bagi keluarganya. Sebaliknya, ketika   sendiri dalam jumlah yang besar pula.
              biaya visa ditanggung majikan.   pulang ke Tanah Air dengan segudang   Di sinilah perspektif memandang
              Pengurusan betul-betul gratis.   masalah, mereka datang dengan    peluang kerja di luar negeri perlu
                 Balai-balai  latihan  kerja  di  penuh pilu dan penderitaan. Kembali   diubah. Disampaikan Fahri, peluang
              daerah  segera  digalakkan  oleh  ke keluarganya dalam kondisi tidak   bekerja di luar negeri harus dilihat
              setiap Pemda, agar pekerja migran   berdaya. Kondisi seperti ini tak boleh   sebagai bisnis profesional.
              memiliki skill mumpuni sebelum   terjadi. Pekerja migran harus tetap   Dan  negara  bisa  mengirim
              diberangkatkan. BLK harus betul-  mendapat perlindungan saat kembali.  diaspora  profesionalnya  untuk
              betul menyelenggarakan latihan kerja.   “Ini tidak baik, sehingga ada   mengisi lapangan kerja yang kosong
              Jam  pelatihan  diatur sesuai  jumlah   presser mental pada pekerja itu. Siapa   di luar negeri. Mengirim pekerja
              calon  pekerja  migran.  Calon  pekerja   sih yang tidak terpukul setelah dielu-  profesional akan menghasilkan lebih
              tidak boleh diberangkatkan sebelum   elukan sebagai pahlawan, tiba-tiba   banyak devisa dan remitansi. Untuk
              menyelesaikan pelatihan. Selama ini,   sekarang tidak dihargai. Maka nanti   itu pengiriman pekerja migran perlu
              banyak pekerja yang sudah langsung   ada asuransi yang mengatur melalui   dikelola secara serius. Fahri pun
              diberangkatkan sebelum pelatihannya   BPJS, agar pulang  ke  Tanah  Air   mengungkapkan, dua negara yang
              selesai. Akibatnya, kompetensi pekerja   dengan penuh bekal dan bisa memulai   selama ini memberikan gaji besar
              Indonesia kalah  bersaing  dengan   usaha sendiri,” ungkap Fahri.   kepada pekerja profesionalnya adalah
              negara lain.                        Kini, perlindungan pekerja migran   Amerika dan Qatar. Mereka yang
                 Atase Tenaga Kerja yang selama   juga diperluas jangkauan profesinya.   bekerja di dua negara itu remitansinya
              ini hanya ada di empat negara, segera   Dijelaskan Wakil Ketua Komisi IX   pun besar.
              ditambah. Peran atase penting agar   DPR Syamsul Bachri, para anak     Akhirnya, inilah rumusan regulasi
              lebih fokus menangani persoalan   buah kapal (ABK) yang bekerja   yang tidak saja penuh pemberdayaan,
              yang membelit pekerja di negara-  di  kapal-kapal asing dan  pekerja   tapi  juga  perlindungan  dan
              negara  penempatan.  Atase  ini  migran perikanan juga mendapat   pengawasan. Harapan bangsa ini, para
              berisikan Kementerian Luar Negeri   perlindungan yang sama dalam UU   pekerja migran Indonesia sejahtera
              dan Kementerian Tenaga Kerja.    PPMI. Pekerja profesional masih   hingga pulang kembali ke kampung
              Peran atase, kata Fahri, sepenuhnya   diutamakan dalam pengiriman pekerja   halamannya. n(tim laput)



                                                                                Edisi : 155 TH. XLVII 2017 n PARLEMENTARIA   |  7
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12