Page 36 - Stabilitas Edisi 216 Tahun 2025
P. 36
Kemang
From
untuk melindungi kepentingan nasabah secara keseluruhan. sangat penting untuk mengidentifikasi
dan menjaga kepercayaan masyarakat dan mengelola risiko interkoneksi yang
terhadap sistem perbankan. Dengan Risiko Sistemik kompleks dan dinamis. Dengan demikian,
pengalaman dan pengetahuan Kasus gagal bayar asuransi di memastikan bahwa lembaga keuangan
institusional yang dimilikinya, LPS Indonesia, seperti Jiwasraya, telah tetap mematuhi aturan dan standar
diharapkan dapat memberikan kontribusi menyebabkan kerugian besar dan keuangan yang ketat menjadi kunci dalam
yang signifikan dalam merancang mengikis kepercayaan publik. Gagal menjaga stabilitas sistem keuangan secara
dan mengimplementasikan program bayar ini juga berpotensi memicu atau keseluruhan. Selain itu, transparansi dan
perlindungan penjaminan simpanan bagi memperburuk risiko sistemik. Pengalaman akuntabilitas dalam pelaporan keuangan
masyarakat. krisis keuangan global 2008 kasus pada juga menjadi faktor penting untuk
Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan asuransi American International Group menghindari terjadinya krisis solvabilitas
(OJK) memegang mandat pengawasan (AIG) membuktikan bahwa sektor asuransi, di masa depan. Dengan kerja sama
menyeluruh atas seluruh sektor jasa terutama yang besar dan kompleks, juga yang baik antara regulator dan lembaga
keuangan di Indonesia, termasuk industri dapat menimbulkan risiko sistemik yang keuangan, risiko solvabilitas dapat
asuransi. Dengan perluasan mandat LPS, signifikan. diminimalkan, dan stabilitas ekonomi
akan ada area kewenangan Terkait itu, perlu dapat dipertahankan dengan lebih efektif.
yang beririsan dengan OJK. Perusahaan adanya langkah-langkah Ketiadaan Lembaga Penjamin
OJK akan tetap menjadi asuransi yang gagal yang lebih ketat untuk Polis (LPP) selama ini telah
regulator dan pengawas mengawasi perusahaan memperparah dampak kasus gagal
going concern dan market memenuhi tingkat asuransi dan memastikan bayar dan menciptakan kekosongan
conduct, sementara LPS solvabilitas, kepatuhan terhadap perlindungan hukum bagi konsumen.
akan menjadi penjamin terutama jika regulasi keuangan. Selain Merespons urgensi ini, UU P2SK secara
dan otoritas resolusi untuk turun di bawah itu, transparansi dan eksplisit mengamanatkan LPS untuk
perusahaan asuransi yang 40 persen, dapat akuntabilitas yang lebih menyelenggarakan Program Penjaminan
gagal. baik juga diperlukan Polis (PPP). Tujuan utama PPP adalah
Penyelarasan peran berisiko tinggi agar para pemangku melindungi pemegang polis dari
yang jelas dan sinergi membahayakan kepentingan dapat perusahaan asuransi yang dicabut izin
antara kedua lembaga ini kepentingan memahami dengan usahanya akibat kesulitan keuangan.
penting untuk menghindari nasabah jelas risiko yang ada dan Dengan adanya jaring pengaman ini,
risiko regulatory arbitrage mengambil langkah- konsumen akan merasa lebih aman untuk
atau regulatory gaps. dan memicu langkah yang tepat untuk berpartisipasi dalam pasar asuransi,
Keberhasilan implementasi instabilitas mengurangi potensi yang pada gilirannya akan mendukung
PPP sangat bergantung keuangan. kerugian di masa depan. stabilitas dan pertumbuhan industri.
pada koordinasi yang efektif Dengan demikian, Keberadaan PPP akan mengurangi
dan pembagian tugas yang jelas antara diharapkan pasar keuangan Indonesia information asymmetry dan moral hazard
LPS dan OJK. Kerjasama yang baik antara akan menjadi lebih stabil, dipercaya oleh di sisi nasabah, mendorong partisipasi
LPS dan OJK juga akan memastikan masyarakat, dan menarik bagi investor. yang lebih besar di pasar asuransi, dan
perlindungan yang optimal bagi Perusahaan asuransi yang gagal memungkinkan industri asuransi untuk
konsumen, stabilitas sistem keuangan, memenuhi tingkat solvabilitas, lebih efektif menjalankan perannya
dan pertumbuhan industri asuransi yang terutama jika turun di bawah 40 persen, dalam mobilisasi dana jangka panjang
sehat. dapat berisiko tinggi membahayakan dan mitigasi risiko ekonomi, yang pada
Dengan adanya peran yang kepentingan nasabah dan memicu akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan
terdefinisi dengan jelas, diharapkan akan instabilitas keuangan. Kelemahan ini ekonomi nasional.
tercipta lingkungan yang kondusif bagi tidak berdiri sendiri, melainkan saling
perusahaan asuransi untuk berkembang terkait dengan sektor keuangan lainnya Potensi dan Implikasi
dan memberikan layanan yang berkualitas dan ekonomi makro. Masalah solvabilitas Kehadiran Program Penjaminan Polis
kepada masyarakat. Sinergi antara LPS yang terus-menerus dapat merusak (PPP) oleh LPS memiliki potensi besar
dan OJK juga akan memperkuat citra kepercayaan publik secara luas dan untuk secara signifikan meningkatkan
industri asuransi di mata investor dan memicu penarikan dana massal. kepercayaan publik terhadap industri
pemangku kepentingan lainnya, sehingga Oleh karena itu, pengawasan lintas asuransi di Indonesia. Serangkaian kasus
dapat meningkatkan kepercayaan sektor dan kolaborasi erat antara gagal bayar yang terjadi sebelumnya
terhadap pasar keuangan Indonesia regulator utama (OJK, BI, dan LPS) telah mengikis keyakinan masyarakat,
36 Edisi 216 / 2025 / Th.XXI www.stabilitas.id

