Page 43 - Stabilitas Edisi 216 Tahun 2025
P. 43

berhadapan dengan isu non-performing
          loan (NPL), pembatasan bunga, hingga
          persaingan dengan layanan pinjaman
          online ilegal.
            Menurut pelaku industri,
          penyelidikan ini berisiko memperlambat
          kepercayaan investor dan pertumbuhan
          sektor. Beberapa platform fintech tengah
          berupaya menjangkau wilayah-wilayah
          tanpa akses kredit formal, namun
          tekanan regulasi dan persepsi negatif
          dapat menghambat inovasi dan ekspansi.
            ”Kalau penyelidikan ini tidak
          ditangani secara bijak dan transparan,
          bisa jadi industri malah kehilangan
          momentum pertumbuhannya,” ujar salah
          satu pelaku industri yang enggan disebut
          namanya.
            Meski mendukung penegakan hukum
          dan pengawasan ketat terhadap praktik
          anti-persaingan, pelaku industri berharap
          pemerintah dan regulator tetap menjaga       Kami tegaskan lagi, kartel itu tidak ada.
          keseimbangan antara pengawasan dan           Penetapan batas bunga adalah langkah
          ruang inovasi. Kepercayaan publik
          dan investor hanya bisa dibangun jika        preventif, bukan kesepakatan harga. Batas
          regulasi tegas tetapi tidak mematikan        bunga itu diterapkan agar pinjol ilegal tidak
          pertumbuhan.                                 merajalela dan membebani masyarakat
            KPPU menyatakan tetap
          berkomitmen menegakkan hukum untuk           dengan bunga mencekik.
          menjaga persaingan usaha yang sehat.
          ”Penegakan hukum ini adalah sinyal
          penting bagi perlindungan hak konsumen       Ronald Andi Kasim, Sekretaris Jenderal AFPI
          dan efisiensi layanan digital, terutama
          bagi masyarakat kecil dan menengah,”
          kata Ketua KPPU, Fanshurullah Asa.
                                            capacity) dan electronic Know Your   pinjaman yang diberikan sesuai dengan
          Gerakan Gagal Bayar               Customer (e-KYC) sebagai dasar     kemampuan finansial borrower. Selain
            Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga   pemberian pendanaan.           itu, penyelenggara juga dilarang
          menyoroti meningkatnya risiko gagal   Pelaksana Tugas Kepala Departemen   memfasilitasi pendanaan kepada
          bayar seiring dengan munculnya    Literasi, Inklusi Keuangan, dan    peminjam yang sudah mendapat
          kampanye Gerakan Gagal Bayar di   Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi,   pembiayaan dari tiga platform fintech
          media sosial. Aksi ini dinilai merugikan   menekankan bahwa penerapan   berbeda.
          industri dan bisa memperburuk citra   prinsip-prinsip tersebut diperlukan   OJK juga menghimbau masyarakat
          ekosistem fintech lending secara   agar penyaluran dana tetap sehat dan   agar lebih bijak dalam memanfaatkan
          menyeluruh.                       akuntabel di tengah meningkatnya moral   fasilitas pinjaman digital. Selain
            Sebagai langkah pencegahan,     hazard.                            mempertimbangkan kebutuhan dan
          OJK meminta penyelenggara layanan    Dalam regulasi tentang          kemampuan bayar, masyarakat diminta
          pinjaman daring (pindar) atau fintech   Penyelenggaraan Layanan Pendanaan   untuk tidak sengaja menghindari
          peer to peer (P2P) lending untuk   Bersama Berbasis Teknologi Informasi.   pembayaran kewajiban karena hal ini
          memperkuat manajemen risiko. Hal   OJK mewajibkan penyelenggara      dapat merusak sistem yang sedang
          ini termasuk menerapkan prinsip   melakukan credit scoring secara    dibangun untuk memperluas akses
          kemampuan membayar (repayment     akurat serta memastikan jumlah     keuangan. *


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 216 / 2025 / Th.XXI 43
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48