Page 45 - Stabilitas Edisi 216 Tahun 2025
P. 45
i tengah situasi ekonomi
yang serba tidak pasti,
harapan tetap ditambatkan
Dpada investasi yang
tergambar pada industri pasar modal
Tanah Air. Bursa Efek Indonesia (BEI)
tetap optimistis akan ada perusahaan
baru yang akan melantai di bursa.
Pada penutupan perdagangan bursa
di akhir 2024, Direktur Utama BEI Iman
Rachman sudah membeberkan target
untuk mendatangkan 66 perusahaan
tercatat baru melalui mekanisme
pelepasan saham perdana. Tidak hanya
itu, pihaknya juga menargetkan jumlah
investor bisa menembus dua juta investor
baru.
Dalam Rapat Dewan Komisioner
(RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
yang digelar pada bulan lalu, terungkap
terdapat 28 perusahaan yang berencana
melakukan initial public offering (IPO). Karena masih terdapat beberapa persyaratan
Bahkan, sebanyak tujuh perusahaan
mempunyai aset dengan skala besar pencatatan di BEI yang belum dapat
yakni di atas Rp250 miliar. Dari jumlah dipenuhi oleh BBMI. Saat ini BBMI masih
itu, terdapat lima perusahaan yang berusaha memenuhi semua ketentuan yang
mendapatkan pernyataan efektif atas
IPO saham oleh OJK dengan nilai emisi dipersyaratkan dalam pencatatan di BEI.
sebesar Rp3,23 triliun dari periode 1
Januari 2025 sampai dengan 8 Mei 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar OJK Inarno Djajadi, KEP Pasar Modal, Keuangan, Derivatif, dan
Modal, Keuangan, Derivatif, dan Bursa Bursa Karbon (KE PMDK)
Karbon (KE PMDK) OJK Inarno Djajadi
mencatat periode 1 Januari 2025 sampai
dengan 8 Mei 2025 telah terdapat lima
perusahaan yang sudah mendapatkan terjaga, serta kestabilan sistem keuangan saham,” kata Inarno.
pernyataan efektif atas IPO saham yang baik. Bukti lainnya yang lebih nyata adalah
dengan nilai emisi Rp3,23 triliun. Sentimen eksternal seperti perang adanya beberapa entitas yang berencana
”OJK saat ini sedang melakukan proses dagang memang menjadi pertimbangan akan melakukan aksi korporasi berupa
penelaahan atas 28 perusahaan yang bagi pelaku pasar, namun hal ini penawaran umum perdana saham pada
mengajukan pernyataan pendaftaran atas juga justru mendorong investor untuk tahun ini. Salah satunya Bank DKI. Bank
IPO saham,” kata Inarno. mencari pasar negara berkembang yang saat ini bernama Bank Jakarta itu
Kondisi makroekonomi Indonesia dengan fundamental kuat dan potensi menargetkan akan menghimpun dana
saat ini memang dihadapkan tantangan pertumbuhan besar, salah satunya sekitar Rp3,5 triliun hingga Rp4 triliun.
dari faktor eksternal seperti ketegangan Indonesia. ”(Namun) sampai saat ini, belum ada
perdagangan antara AS dan mitra ”Hal ini terlihat dari peningkatan komunikasi resmi antara manajemen
dagangnya, yang menciptakan volatilitas jumlah investor pasar modal yang Bank DKI maupun pengajuan pernyataan
pasar global. Di tengah dinamika telah mencapai 16.245.270 SID. Hal pendaftaran untuk IPO saham yang
tersebut, Indonesia dinilai masih ini membuka peluang bagi perusahaan diajukan oleh Bank DKI,” kata Inarno.
menunjukkan ketahanan ekonomi yang dalam negeri untuk memanfaatkan Sebelum mengajukan pernyataan
cukup kuat. Tercermin dari pertumbuhan momen ini sebagai sarana memperkuat pendaftaran IPO kepada OJK, lanjut
ekonomi yang tetap positif, inflasi yang struktur permodalannya melalui IPO Inarno, rencana IPO saham oleh
www.stabilitas.id Edisi 216 / 2025 / Th.XXI 45

