Page 114 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 114

Permasalahan  tersebut  dapat menyebabkan kurangnya
            kepercayaan  terhadap  kadaster  dan  sistem  pendaftaran  tanah
            untuk dijadikan  basic layer sistem  administrasi  pertanahan secara
            terintegrasi.  Pada gilirannya, disintegrasi  sistem administrasi
            pertanahan ini mengakibatkan inefisiensi  operasional layanan
            serta kebijakan administrasi pertanahan yang ego sektoral. Kondisi
            ini  berdampak  pada  prosedur,  biaya,  dan  waktu  yang  diperlukan
            masyarakat dalam  melakukan  transaksi  peralihan  hak atas  tanah.
            Inefisiensi  ini  tercermin  dari rendahnya peringkat  kemudahan
            berusaha.


            3.5.2. Inisiatif yang Dilakukan
                Kementerian  ATR/BPN  telah mengambil inisiatif  dalam
            membangun kadaster lengkap yaitu melalui kegiatan Pendaftaran
            Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)  dan  transformasi  digital
            konten kadaster.
            a)  PTSL  merupakan  inisiatif  pemerintah  untuk  mendaftarkan
                seluruh bidang tanah secara lengkap sekaligus mengurangi kasus
                pertanahan.  Pendaftaran  tanah  sistematis diamanatkan oleh
                Presiden melalui Instruksi Presiden No. 2/2018 dan ditargetkan
                selesai  pada tahun  2025.  Standar teknis  pendaftaran tanah
                sistematis memberikan empat klaster hasil  pendaftaran  tanah,
                yaitu bidang tanah yang sudah bersertipikat (K4), bidang tanah
                yang tidak disengketakan tetapi belum siap untuk sertifikasi (K3),
                bidang tanah yang disengketakan (K2), dan bidang tanah yang
                tidak sengketa dan siap untuk sertifikasi (K1). K4 berarti Kantor
                Pertanahan harus mengambil  tindakan  untuk meningkatkan
                kualitas  pendaftaran tanah  karena  sebelumnya  bidang tanah
                tersebut  tidak dipetakan dengan  benar atau  tanpa  informasi
                spasial  yang memadai  (dikenal  sebagai bidang  tanah  yang
                melayang/floating titles) (Zevenbergen, 2002 hal: 71).
                Realisasi pelaksanaan pendaftaran tanah sistematis selama enam
                tahun  sejak dimulainya  pada  tahun  2017  sampai dengan  2022
                secara  keseluruhan sangat sukses. Target  yang  ditetapkan  bisa
                dicapai,  secara  total hampir 40 juta bidang  tanah  terpetakan
                hanya dalam waktu enam tahun tersebut, atau sekitar 27,8% dari
                seluruh bidang tanah di Indonesia pada tahun 2022, yaitu 143,8




                                                                 BAB 3.  87
                                                     Sistem Kadaster di Indonesia
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119