Page 122 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 122

memungut hasil hutan, h) hak-hak lain yang tidak termasuk dalam
            hak-hak tersebut di atas yang akan ditetapkan dengan undang-undang
            serta hak-hak yang sifatnya sementara seperti hak gadai, hak usaha
            bagi hasil, hak menumpang dan hak sewa tanah pertanian yang diatur
            untuk membatasi sifat-sifatnya yang bertentangan dengan UUPA dan
            hak-hak tersebut diusahakan untuk dihapuskan. Sedangkan “hak-hak
            atas air dan ruang angkasa” yang dimaksud adalah: a) hak guna air,
            b) hak pemeliharaan dan penangkapan ikan, dan c) hak guna ruang
            angkasa.
                Selain menyebutkan berbagai jenis hak  (rights), UUPA juga
            mengingatkan adanya  pembatasan  (restrictions) dan  kewajiban
            (responsibilities)  pemegang  hak-hak  tersebut. Disebutkan bahwa,
            kekuasaan  negara  mengenai  tanah  yang  sudah dimiliki orang
            dengan  sesuatu hak  dibatasi  oleh isi  dari  hak itu.  Artinya  sampai
            seberapa  jauh  negara  memberi kekuasaan kepada  pemegang  hak
            untuk menggunakannya, maka  sampai  disitulah batas kekuasaan
            negara tersebut. Isi hak-hak beserta pembatasan-pembatasannya dan
            kewajiban-kewajibannya terlihat dalam frasa ”Hak atas tanah apapun
            yang ada pada seseorang tidaklah dapat dibenarkan, bahwa tanahnya
            itu akan dipergunakan (atau tidak dipergunakan) semata-mata untuk
            kepentingan pribadinya, apalagi kalau hal itu menimbulkan kerugian
            bagi masyarakat; Ketentuan tersebut tidak berarti, bahwa kepentingan
            perseorangan  akan  terdesak  sama sekali  oleh kepentingan  umum;
            UUPA memperhatikan  pula  kepentingan-kepentingan perseorangan”
            (Penjelasan Umum Romawi II).
                Pendaftaran  tanah  yang bertujuan memberi  kepastian hukum
            hak atas tanah diselenggarakan dengan berdasar kondisi dan keadaan
            negara  serta  masyarakat,  ketersediaan  sumber  daya  manusia,
            anggaran dan peralatan, yang pada akhirnya akan menuju kadaster
            lengkap di seluruh wilayah negara (Penjelasan Umum Romawi IV).
            Tercantum kata “lambat laun” yang berkonotasi  peningkatan  terus
            menerus menuju terdaftarnya seluruh bidang tanah, baik di perkotaan
            maupun di perdesaan. Konsep memberikan kepastian hukum yang
            meliputi seluruh wilayah negara secara lambat laun serupa dengan
            konsep Fit For Purpose Land Administration (FFP LA) yang memiliki
            unsur-unsur  fleksibilitas, inklusivitas,  partisipasi, keterjangkauan,
            keandalan, pencapaian,  dan  mungkin  yang paling penting untuk
            pekerjaan ini, peningkatan secara terus menerus, secara lambat laun


                                                                 BAB 4   95
                                   Elemen Kadaster Dalam Regulasi Penetapan Batas Indonesia
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127