Page 135 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 135
BAB 5
Analisis Kepatuhan Elemen
Kadaster Penetapan Batas
Masih banyak pihak yang menganggap bahwa pengukuran yang
dilakukan secara terestrial, yaitu pengukuran langsung di lapangan,
disebut sebagai pengukuran kadastral. Sementara metode pengukuran
tidak langsung di lapangan, dianggap bukan pengukuran kadastral.
Namun, dengan memahami elemen-elemen kadaster penetapan
batas, baik elemen legal maupun elemen spasial sebagaimana
dijelaskan pada bagian IV, menunjukkan bahwa pandangan demikian
tidak sepenuhnya benar menurut peraturan yang berlaku. Pengukuran
terestrial tidak selalu memenuhi kaidah kadastral apabila terdapat
elemen kadaster yang belum terpenuhi. Sebaliknya, pengukuran
non terestris bisa jadi sudah memenuhi standar kadastral jika semua
elemen kadaster penetapan batas dalam regulasi sudah terpenuhi.
Analisis kepatuhan elemen-elemen kadaster penetapan batas juga
bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana sistem batas tetap (fixed
boundary) dapat diterapkan di Indonesia. Asesmen elemen kadaster
dilakukan di enam desa di Kabupaten Madiun yang merupakan
daerah perdesaan, dan di dua kelurahan di Kota Administrasi Jakarta
Utara, yang termasuk wilayah perkotaan. Penilaian elemen kadaster di
Kabupaten Madiun berfokus pada elemen legal, yang sebagian besar
bidang tanahnya belum terdaftar dan bersertipikat, dengan asumsi
bahwa elemen spasial telah terpenuhi sesuai kontrak pekerjaan
pengukuran dengan pihak ketiga (Martono dkk., 2021). Selain itu,
dalam praktik pelaksanaannya, kontrol kualitas terhadap elemen
spasial juga telah dilakukan pada tahap pengukuran dan pemetaan.