Page 137 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 137
program PTSL. Untuk melakukan analisis kuantitatif tipologi kadaster
terhadap tiga elemen legal (penunjuk batas, persetujuan batas, dan
demarkasi batas) serta tiga elemen spasial (petugas penetapan batas,
metode pengukuran, dan ketelitian peta dasar), digunakan tools pada
perangkat sistem informasi geografis untuk mengelompokkan tingkat
kepatuhannya menjadi kategori patuh dan tidak patuh.
Enam elemen kadaster yang disebutkan digunakan untuk menilai
tingkat kepatuhan dalam kegiatan survei dan pemetaan kegiatan PTSL
di Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur dan Kota Administrasi
Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta. Daftar elemen kadaster dan skor
pemenuhannya dapat dilihat pada Tabel V.1. Penilaian menggunakan
nomor binomial, di mana angka 1 mengindikasikan “patuh” dan angka
0 mengindikasikan “tidak patuh”. Metode ini bisa digunakan untuk
mengevaluasi tingkat kepatuhan (Muhadjir, 2011; Supranto, 1998).
Sehingga tipologi kadaster terdiri dari enam digit. Tiga digit pertama
mencerminkan keterpenuhan elemen legal, dan tiga digit kedua
untuk keterpenuhan elemen spasial.
Tabel 5. 1 Contoh Penilaian Tingkat Kepatuhan Skor Survei
Kadastral pada Kegiatan PTSL
Elemen Kadaster Skor Penilaian
1. Penunjukan batas:
b. Pemegang hak atau kuasanya 1
c. Pihak yang menguasai 1
d. Perangkat desa 1
e. Pihak lain yang berkepentingan (calon pembeli, calon 0
kreditur)
f. Tidak ada penunjuk batas 0
2. Persetujuan/kesepakatan batas:
a. Ada persetujuan 1
b. Tidak ada persetujuan 0
3. Demarkasi/pemasangan tanda batas:
a. Pagar beton/pagar tembok/pagar kawat 1
b. Tugu batako/beton/batu kali, patok penguat dari beton, pipa 1
besi/paralon
c. Kayu besi, bengkirai, jati dan kayu lainnya yang kuat 1
d. Unsur geografis sebagai batas fisik bidang tanah seperti 1
pematang sawah, sungai, jalan, bangunan
e. Pagar tanaman/bambu 0
f. Tidak ada tanda batas 0
110 Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
Dwi Budi Martono