Page 68 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 68
secara tekstual untuk mendeskripsikan tanda batasnya. Sedangkan
dalam sistem pendaftaran hak atas tanah, identifikasi bidang tanah
dilakukan melalui teknik pengukuran, baik yang dilakukan secara
fixed maupun general boundary. Namun demikian, batas dan luas
tidak dijamin kepastiannya, baik pada sistem pendaftaran akta
maupun pendaftaran hak atas tanah. Dalam sistem Torrens identifikasi
bidang tanah dilakukan melalui pengukuran dan pemetaan kadastral.
Buhler dan Cowen (2010) mengatakan bahwa identifikasi bidang
tanah menjadi unsur penting dalam suatu sistem kadaster. Mengingat
pentingnya nomor identifikasi bidang, Deklarasi Bogor menekankan
agar pemilihan sistem identifikasi bidang tanah harus dilakukan
secara cermat (United Nations dan FIG, 1996).
2.2.4. Demarkasi Batas
Batas-batas suatu bidang tanah dapat dibuat dengan memasang
tanda batas agar terlihat di lapangan. Tanda batas buatan dipasang
dengan bahan yang tahan lama, misalnya batu, besi, atau beton,
dengan ukuran yang cukup besar dan dengan kedalaman yang
memadai. Namun ada juga tanda batas dengan memanfaatkan
sesuatu yang alami, misalnya melalui penanaman pohon pada titik
batas. Kedua jenis tanda batas ini, walaupun sudah dipasang secara
khusus dan menggunakan bahan yang tahan lama, tetapi masih
memiliki risiko, dan tidak berarti benar-benar abadi atau sepenuhnya
tidak tergoyahkan. Sering dijumpai tanda batas tidak ada atau tidak
terdeteksi di lapangan sehingga batas antar dua bidang tanah hanya
bisa dikenali melalui pola penggunaan tanahnya (Zevenbergen, 2002).
Dalam masyarakat yang masih kuat ikatan komunalnya, mereka saling
mengetahui dan saling mengingatkan apabila terjadi permasalahan
dalam penghilangan atau penggeseran tanda batas. Namun pada
masyarakat yang sudah tidak saling mengenal dengan baik, tidak
adanya tanda batas yang jelas, hilang, atau bergesernya tanda batas
bisa mengakibatkan sengketa.
BAB 2. 41
Kadaster, Pendaftaran Tanah, dan Administrasi Pertanahan