Page 64 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 64

2.2.1.  Definisi Kadaster
                Tidak adanya definisi  yang  tunggal  serta  perbedaan  praktik
            dan  pengertian kadaster  di berbagai negara, mendorong  para  ahli
            untuk mencari  definisi kadaster. Kadaster  selalu memiliki  uraian
            geometris batas bidang tanah. Batas bidang tanah menurut Dale dan
            McLaughlin (1988) adalah “in a legal sense, a boundary is a vertical
            surface that defines where one landowner’s territory ends and  the
            next begins”. Definisi  ini menyatakan bahwa batas bidang  tanah
            merupakan bidang vertikal yang menetapkan batas wilayah seorang
            pemilik tanah berakhir dan wilayah pemilik berikutnya dimulai. Pada
            prinsipnya, ketika batas kepemilikan ditetapkan untuk menunjukkan
            dan menyepakati batas bidang tanah, maka dalam proses penetapan
            batas tersebut selalu melibatkan dua pihak atau lebih (Zevenbergen,
            2002).

                Selanjutnya, McLaughlin & Nichols (1989) mendefinisikan
            kadaster sebagai “an official record of information about land parcels,
            including  details  of their bounds,  tenure,  use, and  value”, dengan
            menitik-beratkan pada dokumen resmi yang berisi informasi bidang
            tanah dan situasi hukum yang melekat pada penguasaan/pemilikan,
            peruntukan dan nilai tanah. Sebagaimana dijelaskan pada bagian II.
            2. 1. di atas, FIG (1995) memberikan definisi kadaster sebagai: “a parcel
            based, and up-to-date land information system containing a record of
            interests in land (e.g. rights, restrictions and responsibilities). It usually
            includes a geometric description of land parcels linked to other records
            describing the nature of the interests, the ownership or control of those
            interests, and often the value of the parcel and its improvements”.
                Zevenbergen (2002) mengusulkan  definisi kadaster  sebagai
            kegiatan inventarisasi data publik secara metodis mengenai properti
            di suatu negara atau wilayah tertentu melalui pengukuran batas-batas
            bidang tanah. Setiap bidang tanah diidentifikasi dengan suatu tanda
            sebagai pembeda. Kadaster dapat dianggap sebagai deskripsi resmi
            dan sistematis tentang bidang-bidang tanah, di mana setiap bidang
            tanah  memiliki  identitas  yang  unik,  terhubung dengan atributnya
            masing-masing  dalam  suatu  daftar isian. Garis batas  dan nomor
            identifikasi bidang tanah digambarkan dalam peta skala besar. Peta
            kadaster dan daftar tanah dapat menampilkan letak, batas, luas, nilai,
            dan jenis hak atas tanah bidang tanah tersebut.



                                                                 BAB 2.  37
                                    Kadaster, Pendaftaran Tanah, dan Administrasi Pertanahan
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69