Page 86 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 86

menjelaskan peralihan hak. Namun, yang dicatat dalam pendaftaran
            hak  atas  tanah merupakan konsekuensi hukum  dari  transaksi
            peralihan hak atas tanah. Hak tersebut diikuti dengan nama subjek
            pemegang hak yang sah dan objek hak dengan segala pembatasan dan
            tanggung jawab yang ada. Dengan pendaftaran hak ini, hak atas tanah
            diketahui, demikian juga nama pemegang hak atas suatu bidang tanah
            bisa diketahui. Sistem  pendaftaran hak atas  tanah berbasis bidang
            tanah,  di mana bidang-bidang  tanahnya  terpetakan  dengan baik,
            sehingga posisi relatif bidang tanah yang didaftar terhadap bidang-
            bidang tanah yang bersebelahan dapat diketahui. Selanjutnya, setiap
            fakta hukum yang mengakibatkan perubahan pemegang hak, terlebih
            dahulu dilakukan aktivitas  pemeriksaan  terlebih dahulu,  untuk
            kemudian baru  dicatat ke  dalam  daftar nama  pemegang hak  yang
            baru. Nama baru yang terdaftar merupakan pemegang hak yang sah
            menurut hukum. Pendaftaran tersebut menjadi “bukti kepemilikan”.
            Sebagaimana telah dijelaskan pada pembahasan asas insurance pada
            III.3.2 di atas. Seseorang yang beritikad baik namun dirugikan karena
            human error dalam proses pendaftaran hak, akan diberikan ganti rugi.
            Oleh karena itu,  proses  pendaftaran harus mencerminkan  situasi
            hukum secara tepat (asas cermin). Setelah terdaftarnya hak atas tanah
            tersebut  (asas  pembukuan),  penelitian  terhadap apapun di  balik
            daftar tanah (asas tirai) tidak perlu lagi dilakukan. Dengan demikian,
            apapun  yang  terdaftar akan dijamin  kebenarannya.  Bagi  pihak
            ketiga yang tidak tercatat dan terbukti sebagai pemilik tanah yang
            sebenarnya akan  mendapatkan ganti rugi  (asas asuransi)  (Henssen
            1995, Zevenbergen, 2002).
                Dalam praktiknya, sistem pendaftaran hak atas tanah memiliki
            banyak  variasi  terutama dalam  penerapan asas  jaminan ganti
            kerugian. Selain itu, perbedaan cara mencatat dan mengidentifikasi
            objek bidang  tanah juga  terdapat  perbedaan. Beberapa negara
            menerbitkan  surat  ukur  hanya dengan  kutipan dari  peta  topografi
            skala besar, namun negara lainnya mensyaratkan pengukuran batas
            bidang tanah secara teliti. Dalam hal identifikasi bidang tanah ini,
            sistem pendaftaran hak atas tanah dibedakan dalam tiga kelompok
            yang mencerminkan  sistem hukum  yang berlaku  di  suatu negara.
            Perbedaannya  terutama dari  aspek  teknis  penggambaran  bidang
            tanah, yaitu: a) kelompok Inggris, yang menggunakan peta topografi
            skala besar; b) kelompok Jerman/Swiss, berbasis bidang tanah yang


                                                                 BAB 2.  59
                                    Kadaster, Pendaftaran Tanah, dan Administrasi Pertanahan
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91