Page 158 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 158

Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi  133


              (konsesi), yang dipahami sebagai proses  yang mengindikasikan: 1)
              adanya  pelanggaran  HAM khususnya  pada  keseteraan  gender; 2)
              tidak dilakukan sepengetahuan masyarakat dan demi kepentingan
              terbaik mereka; 3) tidak didasarkan pada penilaian (assesment) yang
              menyeluruh atau mengabaikan dampak sosial dan ekonomi; 4) tidak
              didasarkan  pada  kontrak  yang transparan  yang memungkinkan
              komitmen   yang jelas  mengenai aktivitas, lapangan  kerja, dan
              manfaat; 5) tidak  didasarkan  pada  perencanaan  demokratis  yang
              efektif, independen  dan  partisipatif. Istilah  land acquisitions
              (akuisisi tanah) dipakai untuk menggantikan istilah ’investment in
              land’ (investasi atas tanah), sementara ’land acquirer’ dipakai untuk
              menggantikan istilah ’investor’. Istilah ’acquisitions’ di sini mengacu
              pada  makna  pembelian, penyewaan, atau  konsesi (purchase, lease,
              and concession).
                  Laporan  ini berupaya   menghadirkan   perspektif  win-win
              solution pada komersialisasi. Bagian kedua laporan ini memaparkan
              perburuan  tanah  sebagai fenomena  global, serta  kekuatan  pemicu
              yang menyebabkan    semakin  intensifnya  kompetisi atas  tanah.
              Bagian ketiga berisi paparan beberapa kasus tekanan komersial pada
              tanah, termasuk dampaknya pada para pemburu tanah, pemerintah
              tuan  rumah, masyarakat  lokal serta  lingkungan. Bagian  keempat
              menjelaskan  kegagalan  pengelolaan  dalam  proses  akuisisi tanah,
              yang pada  akhirnya  merugikan  kelompok  miskin  di pedesaan,
              khususnya  kaum  perempuan. Bagian  kelima, bagian  paling akhir,
              membahas   dampak  akuisisi tanah  pada  kebijakan  serta  langkah-
              langkah yang perlu dilakukan.
                  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Afrika merupakan negara
              target yang pertama (134 juta hektar), disusul Asia (43 juta hektar),
              Amerika Latin (6,3 juta hektar) dan sisanya di Eropa Timur (1,5 juta
              hektar), serta wilayah Oceania (1 juta hektar). Perburuan tanah tidak
              hanya disebabkan kenaikan harga pangan dan upaya untuk menjamin
              kecukupan pangan, tetapi juga dipicu oleh peningkatan permintaan
              pada bahan bakar nabati, kayu, bahan mentah non pangan (mineral,
              minyak, gas, karet), pembangunan  kawasan  industri, perdagangan
              karbon, dan  pariwisata. Tekanan  komersial pada  tanah  ini pada
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163