Page 153 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 153
128 Dwi Wulan Pujiriyani, dkk
maupun dalam dinamika sosial. Dalam tiga skema penyelesaian
yang dipelajari, dapat dijelaskan bagaimana akuisisi tanah telah
menguntungkan sejumlah aktor baru dalam hal loyalitas politis
dan patronase. Di banyak karya akademis, media, dan advokasi,
melaporkan peran politis patronase dalam akuisisi lahan pertanian,
namun di tempat lain memiliki peran yang tidak terlalu signiikan
dalam skema penyelesaian tertentu.
Berdasarkan data empiris, Zamchiya meragukan penerima
keuntungan dalam suatu reforma agraria adalah klien jaringan
patronase. Meskipun petani baru memiliki klaim yang absah (legitimate
claim) terhadap tanah, namun mereka terus mengalami subordinasi
dari negara yang partisan maupun partai otoriter yang berkuasa – yang
cenderung menyingkirkan orang lain yang terkait dengan politik yang
‘salah’ atau lemah di bentang ruang yang sangat dipolitisasi.
Artikel ini memperdebatkan bahwa dalam kasus Zimbabwe
African National Union-Patriotic Front (ZANU-PF), telah terjadi
pemerintahan yang terdiri atas elit yang memanipulasi sejarah,
politik, reproduksi sosial, dan permasalahan mata pencaharian
diantara kelompok, yang mana kesemuanya itu sedemikian rupa
ditempatkan untuk menjustiikasi hegemoni partai politik yang
berkuasa dan memperoleh keuntungan dari proyek Reformasi
Agraria Jalur Cepat dalam mengajukan hegemoni politiknya.
(VRP)
Keterangan: Artikel dapat diunduh di http://www.tandfonline.com
I.52. Zoe Brent, 2012, “Governance and Resistance in Jujuy:
Territorial Discourses and Mechanisms of Land Control”,
artikel pada International Conference on Global Land Grabbing
II, Cornell University, Ithaca, USA, 17-19 October 2012.
Kata Kunci: Argentina, masyarakat adat, resistensi, konlik
Di utara Argentina, terutama di zona perluasan pertambangan,
agroindustri, dan pengembangan pariwisata, diskursus mengenai