Page 148 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 148

Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi  123


              oleh  korporasi besar  (baik  dalam  maupun  luar  negeri), biasanya
              dalam  bentuk  konsesi jangka  panjang maupun  bentuk  ganti rugi,
              atas  nama  ‘pembangunan’. Dinamika  land grab bertumbuh  lebih
              dari karena  keinginan  akumulasi agribisnis  daripada  kebutuhan
              pembangunan. Permasalahan     buruh   tani yang timbul dan
              fenomena  surplus  produksi yang tidak  lagi dimiliki oleh  mereka
              pun  mengemuka. Buruh   pun  jumlahnya  meningkat  dan  upahnya
              murah. Bukan  surplus  produksi yang dihasilkan  namun  ‘surplus
              populasi’. Ironisnya  pembangunan  terjadi karena  investasi modal
              dan  perubahan  teknologi, serta  bukan  sebagai upaya  penyerapan
              tenaga kerja.

                  Peningkatan  kesepakatan  atas  tanah  skala  luas  akhir-akhir  ini
              bisa dikaitkan dengan 6 tren yang mendorong mekanisme akumulasi
              melalui investasi tanah yaitu;

                  a)  antisipasi global terhadap ancaman keamanan pangan. Hal ini
              mendorong investasi korporasi secara luas ke dalam bisnis tanaman
              pangan  (termasuk  untuk  pakan  ternak). Selama  10 tahun  terakhir
              investasi di bidang ini meningkat terutama di wilayah di mana input
              produksi tersedia, pasar  mudah  dijangkau  dan  biaya  tanah  kecil.
              Negara  dengan  tingkat  pertumbuhan  ekonomi seperti India  dan
              China  mengalami keterbatasan  dalam  menyediakan  pangan  yang
              cukup.  Budaya  ‘daging-isasi’ menjadikan  perubahan  pola  makan
              penduduk  dunia. Amerika  Latin  diubah  menjadi ladang kedelai
              untuk pakan ternak. Negara importir pangan berupaya melakukan
              kontrol langsung terhadap suplai pangan dan mengendalikan lahan
              yang terlantar menjadi basis produksi pangan (Libya di Mali, Korea
              Selatan di Madagaskar dan Saudi Arabia di Sudan);

                  b) pengembangan   bentuk  ekstraksi sumberdaya  baru  untuk
              keamanan bahan bakar energi. Guna meningkatkan negara-negara
              terhadap  luktuasi  harga  bahan  bakar  dunia  maka  diperlukan
              pengembangan bentuk ekstraksi bahan bakar nabati seperti jagung,
              kedelai dan kacang-kacangan (aliansi Cargill dan Monsanto) dalam
              bentuk  aliansi industri agribisnis  di bidang food, feed and energy.
              Aliansi  ini  mempengaruhi  konigurasi  ekonomi,  pola  budidaya
              hingga  keragaman  produk,  diversiikasi  usaha,  keragaman  pola
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153