Page 197 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 197
172 Dwi Wulan Pujiriyani, dkk
bahwa akuisisi tanah dilakukan dalam koridor hukum. Beberapa
upaya yang digambarkan di atas dapat meningkatkan ketahanan
pangan baik bagi negara investor maupun negara tuan rumah,
sehingga dapat berkontribusi untuk stabilitas nasional, regional,
dan global.
(DWP)
Keterangan: Artikel dapat diunduh di www.rsis.edu.sg
II.17. Jia-ching Chen, 2012, “Dividing Environments: Rural
Dispossession, Land Enclosures and the Construction of
Environmental Resources in China”, artikel pada International
Conference on Global Land Grabbing II, Cornell University,
Ithaca, USA, 17-19 October 2012.
Kata Kunci: Cina, modernisasi, pembangunan, ecocity, konservasi
Ketika urbanisasi dan industrialisasi terus meluas di pedesaan
China, pemerintah pusat secara resmi mendeklarasikan rencana
besar kawasan eko-industrial dan eco-cities sebagai strategi utama
mempercepat transformasi struktur industrial dan mengutamakan
model pembangunan ekonomi, sebagaimana tujuan yang
diistilahkan Chen sebagai ”environmentally, economically and
socially harmonious society.” Berangkat dari riset lapangan,
makalah Chen mendemonstrasikan bagaimana strategi-strategi
ini memperluas “green washing” pada batas wilayah pedesaan dan
transformasinya. Hal ini tentu menjadi penting mengingat proses
disposesi di pedesaan sangat terkait dengan komodiikasi dan
sirkulasi modal sumber daya alam.
Makalah ini menganalisis proses “environmentalization
and enclosure” sebagai strategi pemerintah dalam mengelola
pertumbuhan ekonomi, transformasi pedesaan, dan intervensi pada
solusi berbasis pasar global kepada perubahan iklim. Kesemuanya
itu merupakan masalah pembangunan nasional dan modernisasi
di China. Chen menyoroti dan menyediakan basis bagi teorisasi
hubungan antara model pembangunan hijau (green development)