Page 195 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 195

170   Dwi Wulan Pujiriyani, dkk


            dua aktor yaitu ‘negara yang berinvestasi’ (China, Saudi Arabia, Korea
            Selatan) yang sekarang menjadi pemain  penting dalam  perburuan
            tanah pertanian global dan ‘negara tuan rumah’ seperti Cambodia,
            Indonesia dan Philipina. Motivasi dari negara investor seperti China
            adalah  untuk  mendukung strategi kebijakan  Cina  yang dikenal
            dengan  istilah  ‘go outward’. China  sendiri dikenal sebagai negara
            pengimpor sekaligus pengekspor pangan. Dalam perkembangannya,
            kesenjangan  justru  semakin  besar, sehingga  posisi China  lebih
            banyak  menjadi pengimpor. Sementara  itu, Saudi Arabia  sangat
            rentan  dengan  luktuasi yang terjadi di pasar  internasional, karena
            mereka  merupakan  negara  pengimpor  pangan  terbesar. Kecuali
            ikan, sayuran  dan  sedikit  tanaman  pangan, Arab  kekurangan
            berbagai macam   jenis  produk  pertanian. Kerawanan  pangan  di
            Arab  juga  semakin  diperparah  dengan  kelangkaan  air. Kondisi ini
            ditengarai akan  semakin  parah  pada  tahun  2015. Untuk  mengatasi
            hal ini, dikeluarkanlah kebijakan investasi pertanian di luar negeri
            yang bertujuan meningkatkan ketahanan pangannya. Sementara itu
            Korea Selatan sangat rentan dengan stabilitas harga di pasar pangan
            dunia, karena  negara  ini memenuhi kebutuhan  pangannya  90%
            dari impor. Kebijakan yang kemudian dikeluarkan adalah New Food
            Security Strategis in the Age of Global Food Crises. Korea  Selatan
            kesulitan  membeli pangan  dari pasar  internasional, karena  adanya
            batasan ekspor dari negara produsen pangan terbesar. Oleh karena
            itulah  keamanan  pangan  dilakukan  dengan  cara  mengembangkan
            sektor pertanian di luar negeri.
                Sementara  itu  di negara  penerima  juga  muncul motivasi yang
            beragam. Cambodia misalnya ingin menjadi eksportir beras terbesar
            di tahun  2015. Cambodia  menggunakan  instrumen  hukum  seperti
            SLC (State Land Concession) dan ELC (Economic Land Concession).
            Indonesia  ingin  menjadi produsen  pangan  dan  eksportir  pangan
            terbesar  dengan  cara  mengembangkan  tanah-tanah  pertanian
            baru dan menyewakannya kepda investor lokal dan asing. Rencana
            ini dikenal dengan  istilah  ‘feed Indonesia feed the world.’ Tujuan
            utamanya adalah menjadikan Indonesia produsen pangan terbesar
            pada  15 komoditas  pangan  kunci (beras, jagung, gula, kedelai,
            minyak sawit, teh, kopi, coklat, tuna, sapi, unggas, mangga, pisang,
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200