Page 215 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 215
190 Dwi Wulan Pujiriyani, dkk
penghambat dan pendorong masuknya investasi pertanian ke
masyarakat; menganalisis dampak investasi pada hak penguasaan
dan hak kepemilikan tanah petani dan penduduk asli; serta
merekomendasikan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk
mengatasi dampak negatif investasi. Workshop diselenggarakan oleh
Asian NGO Coalition (ANGOC) dan Internasional Land Coalition
(ILC) bekerjasama dengan FAO.
Dalam artikel ini, Quizon memaparkan bahwa akuisisi tanah-
tanah pertanian bermula dari kenaikan harga pangan dunia yang
terjadi pada tahun 1990, dan mencapai puncaknya pada tahun 2006-
2008. Kenaikan harga pangan inilah yang menyebabkan negara-negara
pengekspor beras membatasi ekspornya, sehingga meningkatkan
kerentanan jaminan pasokan pangan di negara-negara pengimpor
pangan. Selain kenaikan harga pangan, pertumbuhan industri biofuel
juga merupakan salah satu pemicu utama. Salah satu faktor penting
adalah kebijakan dari Uni Eropa (EU) yang menargetkan tahun 2020
sebagai tahun pemenuhan 10% semua bahan bakar transportasi dari
energi terbarukan. Produksi biofuel berkembang dari 1 juta hektar pada
tahun 2001, menjadi 25 juta hektar pada tahun 2008 meliputi tanaman
sawit, tebu, jagung, kedelai dan jarak. Selain merespon kebutuhan
pangan dan energi, masing-masing negara investor memiliki karakter
tertentu yang mendorong terjadinya investasi tanah yaitu Cina
dengan kebijakan Going Out-nya, Jepang berupaya mengamankan
stok pangan negaranya, Negara Timur Tengah mencari sumber air dan
tanah-tanah pertanian.
Quizon menggarisbawahi bahwa gelombang investasi tanah ini
memiliki dua pola baru yaitu skalanya yang lebih luas serta peran
pemerintah yang lebih besar. Gelombang investasi tanah yang baru
ini berbeda dengan investasi asing di masa lalu karena investasi
baru ini lebih banyak memburu sumber daya (tanah dan air) dari
pada komoditas dan pasar; mencari perluasan produksi dari pada
kepentingan ekspor komersil; dan mencakup produksi aktual dari
pada joint venture atau contract farming. Dua bentuk investasi
yang paling umum dilakukan di Asia adalah leasing (sewa) yang
dilakukan dengan dua cara yaitu; 1) pemerintah menyewakan tanah-