Page 221 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 221

196   Dwi Wulan Pujiriyani, dkk


            ikut menghilang. Dengan tidak adanya lahan, hutan-hutan dikonversi
            menjadi perkebunan. Kasus di Indonesia menunjukkan bahwa konsesi
            hutan menjadi penyebab deforestasi. Seringkali regulasi yang bertujuan
            melindungi  keberagaman  pada  akhirnya  menimbulkan  konlik.  Di
            Indonesia  terdapat  kebijakan  yang melarang tebang habis  dalam
            wilayah produksi hutan, tetapi kebijakan lain mengijinkan perusahaan
            kayu atau kelapa sawit. Aktivis lingkungan mengklaim produksi minyak
            sawit telah merusak hutan di Asia Tenggara, menghasilkan jutaan ton
            karbondioksida, memperparah  perubahan  iklim  dan  mengancam
            kehidupan  spesies  langka  seperti harimau  sumatra  dan  orang hutan.
            Selain  itu, dampak  lingkungan  juga  dapat  dilihat  dari degradasi air.
            Penggalian batu dan pasir telah mengeksploitasi sumberdaya hutan dan
            merusak palung sungai. Hal ini terjadi dalam kasus di Nepal di mana
            tanah-tanah  yang subur  terkonversi menjadi gurun  dengan  adanya
            pabrik  dan  pembakaran  batu  bata. Penggunaan  pestisida  dan  pupuk
            kimia  juga  menyebabkan  polusi air. Kualitas  isik, kimiawi dan  biologis
            air  menurun  dan  menyebabkan  naiknya  suhu  yang menyebabkan
            semakin  berkembang biaknya  nyamuk  dan  serangga  yang lain. Kasus
            di Pakistan  menunjukkan  bahwa  penambangan  batu  pasir, marmer,
            dan mineral lain yang ekstensif berdampak negatif pada air tanah. Erosi
            tanah semakin parah, badan sungai tercemar dengan pasir kuarsa yang
            menyebabkan kerusakan air pada badan sungai. Air juga tercemar oleh
            aliran  pestisida  dan  herbisida  dari aktivitas  pertanian  dan  akhirnya
            merusak  mikro  organisme  bermanfaat. Sungai Indus  menjadi kering
            dan sejumlah lahan yang luas menjadi tandus karena tidak ada air.
                Terkait  dengan  dampak  bagi perempuan, gelombang investasi
            telah menyebabkan perempuan di berbagai negara harus menanggung
            kerugian  baik  ekonomi, budaya, maupun  politik. Di India  tercatat
            ada  banyak  persoalan  yang muncul terkait  dengan  perempuan. Di
            Pakistan  dan  negara-negara  Islam, berkembang persepsi bahwa
            pembangunan  yang sensitif  gender  adalah  konsep  Barat  yang tidak
            cocok diterapkan pada masyarakat dan budaya lokal. Di Nepal, laki-
            laki dibayar lebih mahal dari perempuan untuk pekerjaan yang sama.
            Kemiskinan  perempuan  semakin  parah  karena  status  mereka  yang
            rendah, diabaikan  dari kepemilikan  lahan  dan  akses  produktif, dan
            akses yang sangat terbatas pada pelayanan sosial dan pilihan-pilihan
   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226