Page 225 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 225
200 Dwi Wulan Pujiriyani, dkk
dalam kesepakatan tanah pertanian telah memunculkan perhatian
tentang apa yang dilakukan pemerintahan berkaitan dengan isu-
isu kepentingan publik. Kurangnya transparansi menyebabkan
perjanjian yang terjadi menjadi tidak akuntabel dan meningkatkan
kesempatan korupsi serta perilaku negatif yang lain.
Dalam artikel ini, Smaller menjelaskan juga bahwa air
merupakan faktor utama yang mendorong investasi di tanah-tanah
pertanian. Meskipun literatur mengenai tanah sebagai komponen
investasi mulai banyak dijumpai, tetapi analisis mengenai air dalam
konteks investasi ini masih sangat kurang. Akses terhadap tanah
tanpa air sebenarnya tidak ada artinya dalam investasi pertanian.
Yang sekarang dideskripsikan sebagai land grab sebenarnya juga
water grab yaitu ‘the puchase or long term laease if land in order to
obtain the water rights that come with the land under domestic law or
with the investment contract itself. Sebagai faktor jangka panjang, air
merupakan salah satu pendorong utama investasi. Hampir 70% air
dibutuhkan manusia untuk pertanian. Irigasi sangat penting dalam
menjamin suplai pangan dunia terutama untuk padi/beras.
(DWP)
Keterangan: Artikel dapat diunduh di http://www.iisd.org
II.25. Tambler, Adrian et all. 2011. The Competition for Family
Dairy Farmer’s Land in Uruguay and Their Strategies for
Confronting it. International Land Coalition.
Kata Kunci: Uruguay, komersialisasi, tanah, dairy farm
Dalam tulisan ini, Tambler memaparkan dampak komersialisasi
tanah pada kondisi petani susu di Uruguay. Ada tiga tema yang dibahas
tulisan ini, yaitu proses konsentrasi kepemilikan tanah, kondisi petani
susu, dan strategi merespon krisis. Sensus pertanian tahun 2000
menunjukkan petani di Uruguay yang dibedakan menrut sumber
pendapatan, yaitu petani susu, petani unggas, sapi, pertanian dan
hutan. Mayoritas tanah (57%) digunakan untuk peternakan sapi dan
domba untuk daging dan wol, kemudian diikuti dengan unggas dan