Page 226 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 226

Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi  201


              susu. Hanya 9% tanah diperuntukkan bagi pertanian dan bukan untuk
              tujuan komersial. Dairy farming yang menjadi fokus dalam penelitian
              tulisan ini adalah yang terdapat di bagian selatan, yang dikenal sebagai
              zona ‘traditional dairy region’, terutama di Canelones dengan 575 petani.
              Di daerah yang didominasi dairy, ditemukan persaingan inter-sektoral
              atas  tanah. Kompetisi ini tampak  dari harga  tanah  yang meningkat.
              Secara  historis, sektor  peternakan  (produksi susu) mengendalikan
              hampir 1 juta hektar tanah dari 16 juta total tanah di Uruguay. Sebagian
              disewakan  dan  sebagian  hak  milik  sendiri. Jumlah  ini bekurang,
              karena  fenomena  perluasan  aktivitas  kehutanan  dan  pertanian  lahan
              kering (terutama gandum). Hal ini menimbulkan tekanan pada sektor
              produksi susu. Tekanan ini diiringi dengan meningkatnya harga bahan
              baku  karena  permintaan  yang tinggi dari pertanian. Krisis  ekonomi
              di Uruguay  pada  tahun  2000 menyebabkan  terjadinya  restrukturisasi
              agraria. Jumlah tanaman pangan seperti gandum dan jagung meningkat
              tiga  kali lipat  antara  tahun  2000 sampai tahun  2009. Konversi hutan
              menjadi perkebunan  juga  merupakan  salah  satu  cara  yang ditempuh
              untuk keluar dari krisis. Kondisi ini menyebabkan semakin rentannya
              tanah-tanah yang semula diusahakan para petani susu.
                  Jamak terjadi bahwa dalam proses konsentrasi tanah, perusahaan
              besar akan menyingkirkan kelompok ekonomi kecil atau menengah.
              Kondisi petani susu  di Uruguay  inimenunjukkan   situasi yang
              berbeda. Kelompok  ekonomi kecil dan  menengah  diintegrasikan
              dengan  perusahaan-perusahaan. Selama   dekade  restrukturisasi
              agraria, jumlah  peternakan  susu  (tambos) nyaris  tidak  berkurang
              dan hanya 15% dari total padang rumput yang benar-benar hilang,
              juga tidak terdapat penurunan dalam total produksi atau rata-rata
              pertumbuhannya. Hal ini dimungkinkan karena adanya modernisasi
              teknologi produksi yang membantu     petani berkembang dan
              meningkatkan  produktivitasnya. Ada  beberapa  bentuk  kerjasama
              untuk  mendukung keberadaan   petani yaitu  bantuan  input  untuk
              pemrosesan susu, jaringan pemasaran produk, serta perizinan yang
              memungkinkan petani susu bisa bersaing.
                  Cukup disayangkan tulisan ini tidak memberikan paparan yang
              detail mengenai kemungkinan adanya kelas-kelas atau fragmentasi
              dalam kelompok petani. Petani seolah dilihat sebagai entitas yang
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231