Page 268 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 268

Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi  243


              dengan peraturan menteri yang merupakan aturan pelaksanaan dari
              undang-undang yang dirujuknya, merupakan satu kesatuan metode
              perampasan  tanah  yang dilakukan  secara  lunak. Sementara  itu,
              metode  keras  dilakukan  dengan  menggunakan  aparat  keamananan
              negara baik berupa intimidasi, pemenjaraan, penculikan, pemidanaan
              dan teror terhadap kaum tani agar melepaskan tanahnya. Metode ini
              jamak  dipakai, apabila  metode  lunak  tidak  memberikan  hasil yang
              memuaskan. Perampasan    tanah  pada  kenyataannya  berdampak
              pada  hilangnya  sumber  mata  pencaharian  serta  hadirnya  berbagai
              kekerasan  yang menyertai peristiwa-peristiwa  perampasan  tanah.
              Hal inilah yang kemudian dikampanyekan AGRA sebagai ajakan bagi
              kaum tani untuk memperkuat kerja-kerja aliansi, berjuang, mendidik
              diri dan memperbanyak aktivis-aktivis massa yang sungguh-sungguh
              mengabdikan  diri pada  pembebasan  kaum  tani Indonesia. Reforma
              agraria  (land reform) dipandang sebagai titik  tekan  yang harus
              diwujudkan.


              (DWP)

              Keterangan: Artikel dapat diunduh di www.farmland.org

              IV.4.Ar/Rmd.  2011.  “Food  Estate  Bisa  Berkembang  Jika
              Infrastruktur  Tersedia”  dalam  Majalah  Bulanan  “Legislatif”,
              Tahun VIII Edisi XI, November 2011, Hal. 49 – 51.

              Kata Kunci: Kalimantan Timur, food estate, transmigran, inti-plasma


                  Pemerintah  Daerah  (Pemda) Kabupaten  Bulungan, Propinsi
              Kalimantan Timur merupakan salah satu Pemda di Indonesia yang
              sedang mengembangkan    kawasan  pangan  skala  luas  terpadu  atau
              sering disebut  food estate. Berdasarkan  SK  Bupati, luasan  lahan
              yang dialokasikan  untuk  pembangunan  food estate  mencapai 50
              ribu  ha, 30 ribu  ha  telah  berubah  menjadi lahan  pertanian  yang
              akan dikelompokkan menjadi 8 satuan pemukiman (SP). Di antara
              kedelapan SP tersebut, 4 SP yakni SP 1, SP 2, SP 7 dan SP 8 sudah
              mulai digarap oleh warga transmigrasi yang berada di wilayah Delta
              Kayan, satu SP rata-rata dihuni oleh 250 – 200 kepala keluarga.
   263   264   265   266   267   268   269   270   271   272   273