Page 273 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 273
248 Dwi Wulan Pujiriyani, dkk
memainkan peran penting dalam aktivitas pertanian yang luas,
mencakup penanaman, penyiangan dan proses pasca panen. Juga
penting untuk memastikan apakah ada perbedaan gender dalam
pilihan tanaman pangan. Sebagai contoh, di Afrika, tanaman pangan
yang menguntungkan seringkali disebut sebagai ‘tanaman pria’
(male crop) dan tanaman untuk konsumsi rumah tangga disebut
sebagai ‘tanaman perempuan’ (female crop).
Persoalan akuisisi tanah berdampak pada tanah-tanah adat di
mana tanah adat ini seringkali memiliki ketidakpastian tenurial
dan jamak didesain sebagai ‘waste lands’ oleh pemerintah, sehingga
mudah menjadi target investasi. Hilangnya tanah-tanah adat
semacam ini memiliki dampak yang berbeda terhadap perempuan
misalnya hilangnya kayu, air, dan tanaman obat-obatan juga padang
rumput yang menjadi sumber pakan ternak. Dalam konteks tenaga
kerja, pekerjaan formal di perkebunan eksklusif untuk tenaga kerja
laki-laki. Keterlibatan perempuan seringkali dihargai dengan upah
yang lebih rendah.
Untuk melihat persoalan gender secara lebih dekat, laporan ini
menampilkan dua studi kasus yaitu kasus ekspansi sawit di Komunitas
Dayak Hibun, Sanggau, Kalbar, Indonesia serta kasus proyek tebu di
Mozambique. Dalam kasus di Sanggau, perempuan tidak memiliki
peran dalam kepemimpinan di dalam masyarakat, sehingga mereka
tidak bisa ikut ambil bagian dalam penandatangan perjanjian
yang dilakukan oleh pimpinan laki-laki.Perempuan juga tidak bisa
mengambil manfaat dari posisi pekerjaan yang lebih tinggi karena
pendidikan yang kurang. Perempuan hanya disewa untuk pekerjaan-
pekerjaan harian yang tidak menjamin keamanan kontrak yang
lebih permanen. Hilangnya biodiversitas karena produksi tanaman
monocrop berarti perempuan tidak punya akses lagi pada bahan
mentah untuk membuat kerajinan dari rotan yang sebenarnya dapat
menambah penghasilan keluarga. Hak perempuan untuk memiliki
dan menggunakan tanah juga menjadi terbatas, karena praktik
perusahaan yang biasanya mengatasnamakan pendaftaran tanah
pada laki-laki. Dampak pada komunitas, pembukaan perkebunan
biasanya diiringi dengan sejumlah cafe sex komersil yang biasanya