Page 275 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 275

250   Dwi Wulan Pujiriyani, dkk


            IV.7. Bollin, Anna. 2011. Fenomena Global Perampasan Tanah.
            DTE 89-90. November 2011.

            Kata Kunci: Merauke, perampasan tanah, MIFEE, tanah kosong,
            pengusiran



                Laporan ini membahas kecenderungan perampasan tanah global
            dan  pengaruhnya  di balik  mega  proyek  pertanian, seperti proyek
            lumbung pangan  dan  energi terpadu  Merauke  (MIFEE) di Papua.
            Menurut  Bollin, perampasan  tanah  dapat  digambarkan  sebagai
            suatu  proses  di mana  kepemilikan  tanah  yang dianggap  “kosong”,
            “tidur” atau  “tidak  produktif” berpindah  tangan  dengan  transaksi
            yang menggiurkan, untuk dikembangkan menjadi perkebunan skala
            besar  untuk  menghasilkan  pangan  atau  agrofuel, atau  keduanya.
            Jumlah  kesepakatan  dan  luas  kawasan  meningkat  pesat. Berbagai
            kajian menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini antara
            20-80 juta hektare tanah telah “dirampas”, meskipun sulit dipastikan
            karena  sebagian  besar  kesepakatan  itu  dibuat  dengan  diam-diam.
            Afrika  merupakan  target  utama  bagi investasi skala  besar  ini,
            walaupun juga banyak laporan masuk dari seluruh penjuru negara
            berkembang. Pendukung perampasan    tanah  mengatakan  bahwa
            yang mereka  lakukan  adalah  investasi yang sangat  diperlukan  di
            sektor pertanian. Pelaku di balik akuisisi tersebut adalah perusahaan
            transnasional besar  atau  pemerintah  yang memanfaatkan  sumber
            daya  tanah  “tidur” untuk  mengamankan  ketahanan  pangan  dan
            energi dalam  negeri. Kenyataannya, tanah  itu  tidaklah  “kosong”,
            melainkan  seringkali merupakan  tempat  tinggal warga  setempat
            atau  masyarakat  adat  yang telah  hidup  di sana  turun-menurun,
            tetapi hak mereka atas tanah itu tidak diakui.
                Ada beberapa faktor pendorong perampasan tanah. Faktor-faktor
            ini dapat  dianalisis  dalam  konteks  keuangan, pangan, energi, dan
            krisis  iklim  global.  Krisis  keuangan  menyebabkan  investor  mencari
            opsi investasi yang lebih  aman, seperti tanah, yang dianggap  berisiko
            rendah dengan keuntungan jangka panjang. Tanah pertanian menjadi
            investasi yang menarik  khususnya  karena  tiga  alasan  mendasar;
            1)  harga  tanah  tidak  berubah  sesuai dengan  harga  komoditas, tetapi
   270   271   272   273   274   275   276   277   278   279   280