Page 279 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 279

254   Dwi Wulan Pujiriyani, dkk


            di antaranya  kritis  dan  41 spesies  terancam. Jumlah  spesies  yang
            terancam  punah  tersebut  akan  terus  meningkat  jika  ditambahkan
            spesies-spesies  reptil, amphibi, dan  burung. Spesies  endemik
            khusus, seperti orang utan  Kalimantan, harimau  Sumatera, badak
            Sumatera, dan gajah Asia, yang hanya ditemukan di negara ini, akan
            segera  punah  manakala  hutan  hujan  tropis  habitat  mereka  juga
            punah. Perkebunan  kelapa  sawit, bersamaan  dengan  perkayuan,
            kebakaran hutan, dan berbagai faktor, telah menghancurkan hutan
            hujan tropis, mengacaukan pola migrasi satwa, dan menutup koridor
            jalur  mobilitas  satwa. Pembangunan  jalan, pembangunan  pabrik,
            pemukiman   penduduk, dan   sebagainya, mendorong terjadinya
            perburuan satwa secara besar-besaran. Apabila ketersediaan pangan
            di hutan telah habis, dan satwa mencari ke areal perkebunan atau ke
            pemukiman penduduk, maka satwa tersebut sangat sering dibantai.
                Salah  satu  penyebab  kebakaran  hutan, yaitu  manakala
            pembukaan lahan perkebunan dilakukan dengan cara pembakaran
            untuk membersihakan areal, namun ternyata dampaknya lebih luas
            dari yang sanggup  diantisipasi. Perkebunan  juga  menggunakan
            pestisida yang kadarnya sangat tinggi sehingga menimbulkan polusi
            bagi tanah dan air, dan menyebabkan erosi dan sedimentasi sungai,
            sekaligus polusi udara ketika terjadi kebakaran hutan.
                Permintaan  minyak  kelapa  sawit  akan  meningkat  dua  kali lipat
            pada  tahun  2020. Untuk  mencapai peningkatan  produksi tersebut,
            dibutuhkan lahan baru seluas 1.160 mil persegi untuk ditanami kelapa
            sawit selama 20 tahun. Indonesia memiliki 26.300 mil persegi hutan
            hujan tropis yang direncanakan akan dialokasikan untuk perkebunan
            kelapa  sawit. Malaysia  menyediakan  hampir  3000 mil persegi.
            Sementara itu, ribuan lahan hutan yang dialokasikan di Sumatera dan
            Borneo tersebut adalah rumah sejumlah satwa, yang mana jika dibuka
            sebagai perkebunan  akan  mengorbankan  orang utan, harimau, dan
            badak, atau bisa lebih parah lagi yaitu  hilangnya spesies tertentu.


            (VRP)
            Keterangan: Artikel dapat diunduh di www.cspinet.org, atau diminta
            ke email: cspi@cspinet.org.
   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284