Page 283 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 283

258   Dwi Wulan Pujiriyani, dkk


            rehabilitasi kawasan  hutan. Penebangan  yang tidak  berkelanjutan
            (penebangan   liar),  pembakaran  hutan,  kegiatan  pertanian,
            permintaan akan hasil hutan yang tinggi dan penggunaan angkatan
            bersenjata selama perang Vietnam, telah menyebabkan menurunnya
            wilayah hutan di Vietnam. Oleh karena itulah, pemerintah Vietnam
            mengembangkan   program  untuk  memperluas  kawasan  hutan  dan
            melindungi hutan-hutan yang masih tersisa. Sebagian besar kawasan
            yang dilindungi ini sekarang dikategorikan  sebagai ‘Special-Use
            forest’ atau hutan yang difungsikan untuk tujuan khusus (konservasi
            alam, perlindungan  lingkungan, sumber   plasma  nutfah, situs
            penelitian, perlindungan  peninggalan  sejarah, dan  tujuan  wisata).
            Penggunaan hutan dan hasil-hasilnya sangat dibatasi. Terdapat fakta
            yang menunjukan   bahwa  kebanyakan  taman-taman  ini berlokasi
            di kawasan  pedesaan  miskin  di mana  rata-rata  penduduk  lokal
            bertahan hidup dengan bergantung pada sumber daya hutan.
                Taman Nasional Bach Ma, Vietnam Tengah, dulunya merupakan
            hutan  yang rusak  akibat  bom  dan  bahan  kimia  semasa  perang
            Indocina. Sebagian  hutan  juga  rusak  akibat  praktik  penebangan
            dan eksploitasi hasil hutan non kayu. Wilayah yang tersisa sekarang
            dikategorikan  sebagai kawasan  inti dengan  penggunaan  terbatas
            (23.000 ha) yang dikelilingi oleh  zona  penyangga  (bufer zone ), di
            mana dilakukan penghijauan dan penghutanan kembali. Mengacu
            pada Kementrian Pertanian dan Pembangunan pedesaan, bufer zone
            dideinisikan  sebagai  kawasan  hutan,  tanah dan air yang dibatasi
            pemanfaatannya  untuk  kepentingan  khusus  (special-use forest).
            Berbagai agen pembangunan internasional dan lembaga konservasi
            alam  menginvestasikan  sejumlah  besar  uang untuk  pembangunan
            taman nasional dan zona penyangganya (the green coridor) antara
            tahun 2004 dan 2009. Semua aktivitas di zona penyangga dibatasi
            untuk  tujuan  konservasi, pengelolaan  dan  perlindungan  hutan,
            membatasi migrasi para   pendatang, melarang perburuan    dan
            perusakan  hutan. Pada  tahun  2008, zona  penyangga  ini diperluas
            dari semula 22.300 ha menjadi 58.000 hektar. Tujuan perluasan ini
            adalah untuk memperluas dan menguatkan perlindungan keragaman
            (biodiversity) dan  ekosistem, melindungi daerah  aliran  sungai,
            mengurangi degradasi hutan  dan  meningkatkan  jasa  lingkungan
   278   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288